Sabtu, 06 Oktober 2012

ANDAI SAJA (01-10-2012)

Just shared this one, thank you :))

Aku tau rasa itu tetap disana
Tak ada yang berubah
Hanya tergores di tiap sisinya
Hanya berat akui segalanya

Masih ada waktu biar sedikit
Namun hampir terlambat
Atau sudah terlambat?
Aku rasa sudah

Terlalu rumit kata-kataku
Lukiskan bagaimana isi hatiku
Ini sulit ternyata
Dibanding rasa sakit lain yang pernah kualami

Andai saja ada yang mengalah
Andai saja ada yang memaafkan
Andai saja tuhan mengubahnya
Andai saja

By : Bunga Mentari

Published with Blogger-droid v2.0.9

Jumat, 14 September 2012

AKU HARUS PERGI (09/09/2012)

Just shared this one, comment and thanks guys :)

Jika kamu tanya mengapa
Ini sulit untuk dijelaskan
Ini hanya tentang kesimpulan
Yang selama ini kupendam erat

Andai kamu tahu
Saat kamu mengatakannya
Nafasku melemah nyaris hilang
Seiring hatiku yang perlahan menghampa

Aku melewatinya seperti berjalan diatas duri
Aku mampu namun sakit rasanya
Senyumku dan tawaku
Tahukah kamu semua hanyalah kepalsuan?

Mungkin aku bisa bahagia dengan berjuta alasan
Namun bagaimana jika aku hanya ingin kamu sebagai alasannya?
Mungkin aku bisa mendapatkan pengganti dirimu
Namun bagaimana jika aku hanya menyayangimu selamanya?

Sempat terbesit bayangan
Bagaimana jika kamu dimiliki orang lain
Seketika diriku marah dan menolak
Aku menyesal namun apa gunanya?
Semuanya sudah terlambat

Sulit mengembalikan yang kemarin
Jika kamu belum mengerti apa yang keliru
Untuk apa mengembalikan yang kemarin
Jika kekeliruan itu tetap ada dan akan terulang lagi

Tak perlu kamu ragukan perasaanku
Hingga saat ini aku masih mencintaimu
Sama seperti pertama kali
Aku jatuh cinta kepadamu

Aku hanya harus pergi
Mengabaikan segala perasaanku
Hidup bukan hanya sekedar cinta
Dan kutahu inilah langkah terbaiknya

Kini aku akan mulai melaluinya
Dengan cinta untukmu yang tetap terjaga
Kelak jika memang kamu
Siapa yang tahu suatu hari nanti?

By : Bunga Mentari

Published with Blogger-droid v2.0.9

Rabu, 12 September 2012

MATI (10/09/2012)

Just shared this one

Semua terlihat sama
Tak ada yang berbeda
Namun saat kutunjukan lebih dalam
Dapatkah kamu jelaskan seberapa hancurnya aku?

Layaknya luka sayatan
Layaknya batu besar yang menghantam
Layaknya bongkahan es yang merendam
Perih, lalu beku seperti mati

Hati adalah ruang kehidupan
Penentu semangat dalam keseharian
Saat penghuni utama datang menghiburnya
Hati tersenyum dan semua terasa begitu indah
Namun tahukah kau sebaliknya?
Saat penghuni utama yang biasa datang
Saat penghuni utama yang selalu dinantikan
Saat penghuni utama tak lagi jadi penghuni di sana
Pergi jauh dan menyisakan kehampaan
Jadikan kerinduan terdalam
Dimanakah penghuni utama hatiku ini?

Lebih dari sakit
Apa namanya?
Mungkin itu aku
Aku, setelah tanggal 9 di bulan ini

By : Bunga Mentari

Published with Blogger-droid v2.0.9

HANYA KARENA KAMU (08/09/2012)

Just shared this one by me

Namun pada akhirnya
Aku menyerah di garis ini
Setelah jauh kujalani
Hanya karena kamu

Tak jarang aku hadapi
Dengan berlari, mendaki, hingga terjatuh
Kemarin aku tetap bangkit
Hanya karena kamu

Kamu kira ini mudah
Kamu kira ini juga inginku
Betapa sulitnya aku bertahan
Hanya karena kamu

Cinta itu masih ada
Cinta itu selalu ada
Kamu yang di ujung sana
Adakah aku di matamu?

By : Bunga Mentari

Published with Blogger-droid v2.0.9

Kamis, 06 September 2012

AS LONG AS YOU LOVE ME ( 02/09/2012)

Just shared this one. Thank you for visited my blog :)

Apabila gelap dan kesunyian tiba
Kadang pemikiran itu datang
Mengusik cerita dirinya
Menggoyahkan rasaku untuknya

Aku sendiri tidak tahu
Mana lagi yang benar
Mana lagi yang salah
Ini hanya tentang hati yang bicara

Seharusnya bagaimana?
Saat keengganan telah singgah di hatinya
Saat diabaikan mulai terasa
Saat hilang menjelma sebuah kerinduan

Kerinduan itu
Miliki harapan besar terobati
Sayang yang singgah kecewa
Membawa luka dan perih di dalamnya

Namun seharusnya bagaimana?
Jika kemudian hari ia berkata
"Yang kulihat hanya kamu
Hanya kamu dan selamanya kamu"

Aku baik-baik saja
Selama aku tahu cinta itu ada
Namun hanya sehari kuminta
Sulit kah?

By : Bunga Mentari

Published with Blogger-droid v2.0.9

Sabtu, 01 September 2012

SERPIHAN (31/08/2012)

Just shared this one by me, thanks for your time visited my blog ;)

Serpihan-serpihan itu
Terbang jauh ke angkasa
Bawa semua asaku
Tinggalkan lemahnya aku

Serpihan-serpihan itu
Tak terjangkau penglihatanku
Tak peduli perasaanku
Meluap habis sisakan hampa

Serpihan-serpihan itu
Inti hidup perjalanan diri
Alasan tersenyum setiap hari
Alasan bertahan hingga saat ini

Serpihan-serpihan itu
Lelah hancur apalagi kembali
Akhir cinta mati rasaku
Yang tak kan pernah kamu ketahui

By : Bunga Mentari

Published with Blogger-droid v2.0.8

Rabu, 29 Agustus 2012

THE STORY OF YOUR PICTURE (28-04-2012)

What an amazing feeling when he gave me his pictures ;))

Bagaikan kupu kupu gagah dalam gambarmu
Itulah dirimu
Lebarkan sayap tebarkan pesona
Buat mereka suka dan histeria
Sedangkan aku yang disini melihat
Terpaku menggeram hampir terbakar

Bagaikan kupu kupu anggun dalam gambarmu
Itulah diriku
Setia menjadi tempatmu kembali
Hingga kamu pun tersadar
Apa lagi yang harus kamu ragukan?
Aku sangat mencintaimu

Bagaikan sepasang kupu kupu dalam gambarmu
Itulah harapan akan cerita kita
Walau berterbangan dan hinggap kesana kemari
Mencari dan menjajaki tiap sudut kehidupan
Namun pada akhirnya semua tetap menyenangkan
Saat kebersamaan itu benar milik kita

By : Bunga Mentari

Published with Blogger-droid v2.0.6

Selasa, 28 Agustus 2012

INI MAAFKU (08/02/2012)

This one has been written inspired my friend's love story. Thanks for visited my blog ;)

Bisakah kau tetap seperti ini?
Bisakah kau tetap temani aku?
Bisakah kau jangan pergi?
Dan tetap selalu ada didekatku?

Hatiku perih
Saat melihat kau mulai menjauhiku
Kau diamkanku layaknya tak mengenalku
Tak sedikitpun kau sudi berbicara denganku lagi

Aku memang menyakitimu
Kuputuskan untuk memilih dia
Dia yang kurasa lebih nyata
Dan dia yang kurasa lebih memahamiku

Aku bukannya tak mengerti dengan pilihanmu
Aku bisa menghargai arti sahabat dalam kamusmu
Namun tahukah kau akan posisiku?
Aku juga tidak mau terus melukai dia

Jujur aku memang lebih menyayangimu
Mungkin hanya kamu yang selalu ada dipikiranku
Namun setelah kubuka mata ini
Aku sadar rasa sayang ini selamanya untuk persahabatan

Ini memang sulit
Mengalihkanmu yang hampir tiga tahun mewarnai hidupku
Namun aku percaya
Perlahan aku akan terbiasa untuk menyayangi dia

Rasa diantara kita memang harus sirna
Namun haruskah pula pada persahabatan kita?
Sungguh aku tak mau itu terjadi
Sahabat, maukah kau maafkan aku?

By : Bunga Mentari

Published with Blogger-droid v2.0.6

Senin, 27 Agustus 2012

BUKAN BEGINI (10/05/2012)

Just shared this one, thanks for your time visited my blog ;))

Aku hanya sekedar mengingat
Tentang ucapanmu waktu itu
Masih ada dilayar transparanku
Itu hanyalah canda semata, katamu

Namun semakin sering kumendengarnya
Semakin terbiasa pula kemerasakannya
Tersakiti bukan lagi hal nenakutkan
Inikah caramu buatku mati rasa?

Sayang bukan begini caranya
Sungguh bukan begini
Cukup kau bilang selesai
Maka aku pun akan mulai melupakanmu

Tak usah kau pikirkan nantinya aku
Walau tertatih aku tetap kan melangkah
Lihat saja pada dirimu
Sanggupkah kau jauh dariku?

By : Bunga Mentari

Published with Blogger-droid v2.0.6

Sabtu, 25 Agustus 2012

YESTERDAY (28/04/2012)

Just shared this one. Thanks for your time to read my blog ;))

Masih ingat aku dihari itu
Kau peluk aku kau cium aku
Saat kutanya mengapa dirimu
Dengan senyum merekah kau pun menjawab
Aku cinta kamu
Sangat cinta kamu
Namun apa nyatanya sekarang?
Kau jauhkan aku tanpa kata
Seolah antara kita hanyalah ruang hampa
Apa artinya selama ini sayang?
Perlukah aku ingatkan kau bagaimana awal langkahmu meraihku?
Sia-sialah semua jika masa sulit itu kau bayar dengan ini

By : Bunga Mentari

Published with Blogger-droid v2.0.6

BAGAIMANA (26/04/2012)

Just shared one of another poetry by me. Read and comment it, thank you ;)

Bagaimana jika ini sulit?
Bagaimana jika ini tak berhasil?
Bagaimana jika ini buatku jatuh?
Dan bagaimana jika aku rindu kamu nanti?

Awal ini terlalu indah diakhiri
Namun akhir ini terlalu fatal dijalani
Aku sadar kamu tak peduli lagi tentang ini
Jika kamu harus ucapkan selamat tinggal
Bolehkah aku tetap merasa memilikmu?

Published with Blogger-droid v2.0.6

BEL AKHIR (26/04/2012)

Just shared a poetry by me. Read it, comment it, thanks ;))

Disaat semua bersorak gembira
Aku hanya tersenyum melihatnya
Titik puncak memang telah dilalui
Namun apa kabarnya kebersamaan ini?

Aku menyayangkan janjiku padamu
Kubilang aku siap mendengar maumu
Nyatanya aku keliru
Yang kuingin sekarang justru kamu tahu
Aku semakin cinta kamu

Maunya kutarik semua ucapan
Tapi apa daya waktu telah datang
Kamu pun harus pergi sekarang juga
Tuhan,
Dapatkah aku terbiasa jauh darinya?

Published with Blogger-droid v2.0.6

JIKA KAU CINTA (25/03/2012)

Just shared one poetry by me. Read and comment if you wanna it, thank you ;))

Jika kau cinta
Kau dengan mudah mendengarkannya
Jika kau cinta
Kau tak akan pergi karenanya

Cintaku peduliku
Tahukah kau tentang itu?
Acuh bisa saja kulakukan
Sayang gagal ini terlalu mendalam

Selama ini aku diam
Selama ini aku mengalah
Kupendam rapat dari kau
Demi jaga kita tetap dekat

Harusnya maaf bukan marah
Sadarkah kau sangat bersalah?
Satu nama kusebut
Kekalahan telak ada ditanganmu

Harusnya kuterima maaf
Bukan aku mengajukan maaf
Apa daya aku tak suka bermasalah
Baiklah maafkan aku

Published with Blogger-droid v2.0.6

KAMU (04/02/2012)

Just shared one poetry by me. Read and give me comment, thanks for your time ;))

Kamu terlalu tampan untuk aku lewatkan
Kamu terlalu menyenangkan untuk aku abaikan
Kamu terlalu sempurna untuk aku tinggalkan
Dan kamu terlalu kusayangi untuk aku hentikan

Seandainya kamu tahu
Aku bukan hanya mencintaimu
Aku adalah seseorang yang selalu mengagumimu
Ragamu, sifatmu, pemikiranmu, juga kasih sayangmu
Karunia tuhan tak tercelakan

Ingin aku marah padamu
Namun rasa cintaku menyutkan segalanya
Membuat aku menerima dan mengalah
Meski kuakui ini sakit rasanya

Dulu kamu memang mengagungkanku
Namun sekarang aku tak yakin tentang itu
Jika kamu merasa aku bukan lagi yang terbaik
Jangan kau paksa untuk pertahankan aku

Aku layaknya sang munafik
Merelakan kamu padahal aku pun tak tahu cara meredam perih itu
Aku bahkan tak yakin akan ada sosok pengganti
Yang sesempurna kamu dan kusayangi sedalam kamu

Namun hidup adalah datang dan pergi
Aku harus siap jika suatu hari kau putuskan untuk tinggalkan aku
Pasti menyedihkan memang
Tapi apa lagi yang dapat aku lakukan?

Published with Blogger-droid v2.0.6

Sang Pemberi Harapan Palsu Jatuh Cinta

Just shared the one short story by me. Read and give me comment, thanks guys ;))

Pagi yang sejuk. Jalanan terasa lengang tanpa kendaraan roda empat di sana-sini. Rian mengendarai motor besarnya dengan senyum terkembang penuh kebanggaan, hatinya terus berseru, bahwa sebentar lagi gadis tercantik di SMA tempatnya bersekolah akan jatuh dalam pesona dirinya. Sambil memandang kearah kaca spion yang menghadap ke wajahnya, Rian berkata, "Cukup buat dia bener-bener jatuh cinta sama gue, selebihnya. . who cares?"

"Hai May, lu kok sendirian? Bodoh banget cowok cowok sekitar lu ngga manfaatin kondisi kayak gini" ucap Rian diikuti kedua alis May yang terangkat karena bingung akan maksud ucapan Rian. "Maksudnya rugi banget cewek secantik lu dianggurin" lanjut Rian menjelaskan. May langsung tersipu malu, wajahnya menjadi merah padam, siapa yang tak senang dipuji laki-laki yang teramat kita sukai? Ditambah sekarang mata tajam Rian sedang menatapnya lekat lekat. "Ah Rian, aaa. . Bisa aja, eh engga gitu, eh gimana ya. ." May tampak salah tingkah. Rian memegang tangan May yang ada diatas meja dan berkata, "Pelan-pelan ngomongnya, biar aku ngerti, kenapa hayoo?" Seketika tingkah laku dan kata kata Rian membuat May semakin gugup tak karuan, jantungnya berdegup cepat, seolah dirinya terbawa dalam mata tajam itu May menjawab, "Gue suka lo Rian!"

Sejak hari itu, hari dimana May mengutarakan perasaannya kepada Rian, sejak hari itu pula mereka resmi berpacaran, dengan posisi May lah penembaknya. Hal ini sungguh menggemparkan seluruh penjuru Sekolah itu, "Seriusan si May, yang udah jelas udah pasti cewek paling cuaaantik di sini nembak Rian? Oh My God, berapa cowok yang udah ditolak May? Mulai dari yang jelek sampe ganteng, pendek sampe tinggi, pejalan kaki sampe bermobil, ternyata ujungnya justru dia yang nembak cowok? Gila!!!" Gerutu salah seorang gadis teman seangkatan May tidak percaya akan kejadian ini. Memang, Rian bukan sembarang laki-laki di SMA itu. Ia berparas luarbiasa tampan, pintar, kaya raya, menarik, dan termasuk 5 laki-laki terpopuler di SMA itu, siapa juga gadis yang tidak terpikat? Kecuali jika gadis itu telah mengetahui kelakuan bejat Rian sebagai 'Raja PHP (Pemberi Harapan Palsu) tersadis' yang pernah ada. Namun biarpun kabar ini sudah menyebar, tetap saja banyak gadis keras kepala yang tetap nekat meladeni pendekatan Rian, yang justru mereka anggap sebuah anugerah. Sudah tak terhitung jumlah gadis yang berhasil ditipu oleh Rian. Biasanya setelah gadis-gadis itu ditinggalkan oleh Rian, mereka langsung menangis tersedu-sedu, bahkan katanya ada yang hampir gila karena telah memberikan segalanya untuk Rian. Uh, No Way!

Hari-hari awal dengan Rian memang terasa membahagiakan bagi May, namun bagaimana dengan hari ke 7? May ditemukan duduk meringkuk disudut kamar mandi lantai 3 dengan kondisi kacau total, mata sembab, muka pucat, rambut berantakan, dan tubuh lemah. Untungnya hal ini diketahui Meri, pengurus Osis yang kebetulan memasuki kamar mandi tersebut. "Maay, lo. . Lo kenapa May?" tanya Meri panik melihat kondisi May. May tidak menjawab, namun Meri langsung mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dalam hati ia mengumpat, "Liat apa yang bakal gue perbuat ke lo Yan!!!" Meri pun  membawa May ke ruang UKS dengan segera.

Rian datang ke sekolah di pagi hari. Tidak ada sedikitpun raut takut, cemas, atau merasa bersalah layaknya tidak ada hal apa apa yang terjadi pada dua hari lalu. Langkahnya sangat percaya diri, kini tidak akan ada lagi seorang manapun yang meragukan pesonanya dalam memikat hati para gadis cantik, "Haha, siapa lagi yang mau jadi korban gue? Just come here!" serunya dalam hati dan senyum kebanggaan itu terkembang lagi.
Gubraaaak!!! "Aaaaaw, lo. . Oh sorry, gue buru-bu. . " gadis itu berhenti berkata-kata dan justru terkejut dengan tatapan di hadapannya, "Lo Rian kaaan? Sorry sorry, gu. .gue ngga sengaja, sorry" lanjut gadis itu terbata-bata. Gadis itu segera merapikan buku-bukunya yang berserakan di lantai dan membungkukan badannya untuk meminta maaf kepada Rian sekali lagi. Gadis itu pergi meninggalkan Rian yang masih terbingung-bingung diam di tempat mencerna kejadian barusan. Mata tajamnya pun menemukan sebuah saputangan bertuliskan 'Meri Amanda' warna merah muda. Segera dipungutnya saputangan itu. Setelah sejenak memperhatikan tiap sudutnya, Rian menggumam, "Nama dia Meri. ."

Meri sibuk membaca dan menandatangani tumpukan proposal di mejanya, sebagai ketua Osis mau tak mau pekerjaan ini harus dilaluinya. Perut Meri terasa sangat lapar, namun hari sudah terlalu sore sehingga kemungkinan kantin masih buka sangatlah kecil. "Aaaaaarrrggh, lapeeeeer" keluh Meri keras-keras. Namun selapar apapun, ia tetap harus menyelesaikan pekerjaannya dulu

Meri tidak menyadari ada seseorang yang mendengar keluhannya itu, hanya seseorang, namun dialah penyelamat perut Meri di sore itu. "Sore ketua Osis, capek ya?". Mendengar suara itu Meri seketika tersentak, matanya membulat fokus pada sosok itu, "L. . Loo? Ri . .", "Rian, iya ini gue. Ngga usah kaget gitu kali, kayak liat apaan aja lu" Ucap Rian menyelesaikan perkataan Meri yang terbata. Butuh waktu beberapa detik bagi Meri menyadari semuanya, satu. . Dua. . Tiga, Meri pun tersenyum sinis, "Siap lo Yan!" ketusnya dalam hati. ", senyum sinis itu seketika berubah menjadi senyum manja yang menggoda, "Oh sorry sorry, gue lagi senewen banget nih Yan kerjaan gue banyak banget. Lo kok bisa kesini? Mimpi apa gue didatengin lo?" tanya Meri. Rian tertawa ringan, "Ah jangan gitu laah. ." hening sebelum akhirnya Rian melanjutkan, "Tadinya niat awal gue cuma mau ngembaliin ini . ." Rian meletakan sapu tangan Meri diatas meja. Meri melirik ke mejanya dan kembali menatap Rian, "Tapi?" tanya Meri dengan alis terangkat. "Mm, karena gue denger ada cewek  yang teriak kelaperan, jadinya gue mau ngajak lu makan bareng. . ", "disini" tandasnya seraya mengangkat 2 kotak makanan yang sedari tadi dijinjingnya. Meri terkejut melihat ini, tawanya mengembang lebar, "Riaan, lo seriuus? Lo baik banget. Sumpaaah! Thank youuuu" jerit Meri senang dan itu membuat Rian tersenyum tanpa sadar.

Bruuuk. Rian menghempaskan tubuh di tempat tidurnya. Hari ini ia benar benar bahagia, entah apa sebabnya. Hanya saja yang ia tau, ia sangat senang bisa menyelamatkan Meri dari kelaparan dan membuat gadis itu menjerit gembira. "Hmmm. ." Rian tersenyum mengingat saat saat bersama Meri tadi.

Hari-hari berikutnya ada sesuatu yang berubah pada diri Rian, ada aktivitas baru yang dilakukannya seperti menemani Meri di ruang Osisnya, makan bersama, mengantarnya pulang, dan. . Menelfonnya hanya untuk menanyakan 'Lo udah tidur?'. Hanya itu, namun semuanya terasa berpengaruh baginya.  "Hahahaa, haduuh Riaaan, lu ganteng tapi masa iya ngga ngerti cara download file di email? Heloooo" ledek Meri melihat Rian kebingungan mengutak-atik laptop Meri, saat ini mereka berada di ruang kerja Meri. Rian mendongak kesal, "Gue bukan ngga ngerti, tapi laptop lo eror di klik malah nge hang. Lo liat aja sini". Meri justru tertawa-tawa melihat muka jengkel Rian. Ia pun berdiri untuk menghampiri Rian, "Riaaan, ini bukan nge hang, tapi lo ngga tau rahasia laptop gue" ucap Meri. Meri menumpukan sikunya diatas meja agar bisa menjangkau laptopnya, sedangkan Rian duduk bertopang dagu di depan laptop Meri. "Nih gue kasih tau, cara. . Aaaaaaw!"  Meri hampir saja jatuh ke lantai karena terselip kaki kursi, untung saja Rian memegang pinggangnya sehingga ia selamat. Namun sekarang mereka justru saling bertatapan tanpa ada gerak sedikitpun. Tangan Rian gemetar, ia merasa lemah ditatap oleh mata bulat itu. Padahal selama ini mata tajamnyalah yang biasa melemahkan gadis gadis dihadapannya, namun sekarang? Ada apa ini? "Yaan?" seru Meri perlahan memecah keheningan. Rian segera tersadar dan mulai melepaskan tangannya dari pinggang Meri. "So. . Sorry Mer, gu. . Gue cuma mau nyelametin lu" jelasnya terbata, hey ada apa ini? Inilah pertama kalinya Rian terbata di hadapan seorang gadis. Meri tersenyum dan menepuk punggung tangan Rian, "Hahaa, justru gue yang makasih. Kalo bukan karna lo gue udah jatoh ke lantai kali. Thanks yaaaa." ucapan Meri selesai, namun mengapa tangannya tetap ada di atas tangan Rian?

"Thanks yaa Riaan, entah berapa kali gue ngucapin ini, hehe" seru Meri sambil tertawa lebar. Tawa ceria itu selalu saja menular pada Rian, ia ikut tertawa, "Sama-sama Meer. Masuk deh lo, udah malem, lo harus istirahat" ucapnya hangat. "Mmm, okedeh, bubaaay Riaan" Meri pun berjalan memasuki halaman rumahnya.

Sosok Meri sudah tak terlihat lagi, namun Rian masih tetap diam disana berharap sosok itu bisa dilihatnya lagi. "Ah, besok kan gue masih bisa ketemu dia. ." gumamnya dan tersenyum.

Sepanjang perjalanan menuju rumahnya, Rian terus saja tersenyum dan tertawa mengingat semua tentang Meri. Matanya, tawanya, senyumnya, sikapnya, dan. . Caranya memperlakukan dirinya, "Gue nyaman sama lo! Gue sayang . ." kata-katanya tak ia selesaikan, ia berpikir sejenak, apa benar ia sudah jatuh cinta pada Meri? Jatuh cinta?! Rasanya itu asing bagi dirinya. . . Lalu? Rian menghela nafasnya dengan lesu, "Daaammn, gue sayang lo Meri!".

Dilain tempat namun waktu yang bersamaan, Meri menghempaskan tubuh pada ranjang empuknya. Di dalam hatinya ia tertawa sinis, laki-laki yang selama ini hanya mempermainkan hati semua gadis, kini telah ada dalam genggamannya. Pada dasarnya Meri adalah gadis yang baik, ia tak punya catatan khusus sebagai playgirl atau sadis dalam urusan percintaan, hanya saja ia sudah gerah akan semua kelakuan Rian dan berniat membuatnya sadar. Sebentar lagi ia yakin semuanya akan berakhir sesuai rencananya, "Hahaha, makan lo Yaan!"

Keesokan harinya, Meri datang ke sekolah sekitar pukul 10 pagi, karena ia baru saja mewakili sekolahnya menghadiri acara undangan sekolah lain. Ia berjalan santai melewati koridor kelas sambil lalu tertawa kecil melihat teman-temannya kepusingan belajar, sementara dirinya tidak. Ya, Meri mencintai tugasnya sebagai ketua Osis.
Gubraaaak! "Aaaaaw!" Meri meringis kesakitan, ia memandang sinis pada seseorang yang telah menabraknya. "Rian? Goosh" umpatnya dalam hati. "Meri!" Rian nampak terkejut dan panik, ia segera membantu Meri berdiri, "Udah deh gue bisa sendiri!" bentak Meri menepis tangan Rian. "Mer lo gapapa? Gue nggaa sengaja Mer" ucap Rian merasa bersalah. "Mata lo, lo taro dimana sih? Hah?!" bentaknya dan berjalan menjauhi Rian. Rian nampak bingung, ia menarik lengan Meri tanpa sadar, "Meer. . Tunggu". Meri berhenti dan menoleh malas pada Rian, "Apa?" tanyanya acuh. Rian menjadi semakin bingung, ada apa dengan Meri? "Ada apa apaan? Ngga ada apa apaan juga" ketus Meri. Rian pun terlonjak kaget mendengar jawaban Meri yang sesuai akan isi hatinya, Apakah ia telah menyuarakan isi hatinya? "Yee, lo kenapa jadi bengong gitu, lo mau apa?" tanya Meri dan membuat Rian sadar akan lamunannya, sesaat ia ragu, ia belum siap, namun. . "Terserah lah!" ucap Meri dan berjalan pergi. Namun ia harus! Sambung pikirnya, "Meri!", Meri menghentikan langkahnya mendengar panggilan itu, Rian menghela nafasnya dan mengepalkan kedua tangannya, "Gue sayang lo Mer! Gue mau lo jadi pacar gue!" Meri tersenyum sinis, "Finally. ." ia pun berbalik arah dan menghampiri Rian dengan langkah penuh kebanggaan. Meri melipat kedua tangannya, "Apa? Lo ngomong apa? Tukang Php ngomong apa?". Rian terkejut akan sikap sinis Meri, "Mer. .", "Jawab!" bentaknya. "Gue sayang lo Mer, gue mau lo jadi pacar gue. Semenjak ada lo di hari-hari gue, gue ngga bisa berhenti buat mikirin lo. Lo kenapa Mer?" jelas Rian dengan nada memohon. Meri hanya tertawa mengejek dan mengangguk-anggukan kepalanya, "Gitu ya? Haha. .", "Mer. .", "Sssstttt, denger ya Rian. ." Meri menjeda perkataannya, "Rian yang maha hebat nih ya dalam urusan cewek, jujur gue ngga suka sama sekali sama lo. Sama sekali engga. Dan lo tau apa?". .  Semua sikap baik gue selama ini itu cuma semata mata untuk bikin lo jatuh cinta sama gue, yaa samalaah kayak apa yang biasa lo lakuin ke korban-korban lo. . Dan setelah lo udah mentok sama gue, mm. . Gue akan ngebuang lo layaknya sampah terus gue injek deh, gimana? Sakit kan Yan?. . But, who cares? Hahahaha".

"Wuhuuuu. . Wii. . Mampus lo Yaan, mampuus!" terdengar tepuk tangan dan sorak sorai gadis-gadis yang mengelilingi Rian dan Meri tanpa disadari keduanya. Rian tertunduk malu, sedangkan Meri justru tersenyum banga. "Kereen lo Mer, biarin aja dia rasain gimana sakitnya" sahut May, salah satu korban Rian. Meri tersenyum lagi, ia melangkahkan kakinya menghampiri Rian. Ketika ia sudah berada sangat dekat pada posisi Rian, Meri berbisik padanya, "Gue ngelakuin ini bukan karna jahat, tapi semata-mata cuma mau bikin lu sadar, sakit kan rasanya diginiin?. . Pesen gue, jangan lagi ya Yan. . Byee" Meri menepuk bahu Rian dan pergi meninggalkan Rian yang masih tertunduk malu tak bergerak menerima semuanya. Hanya satu yang ada dipikiran Rian. . .

It's really hurt!

Published with Blogger-droid v2.0.6

Jumat, 20 Januari 2012

DO YOU STILL LOVING ME?

Hai semuanyaaaa, kali ini gue bakal ngeposting cerpen gue nih, mohon kritik dan sarannya yaaa, thank youuu . . .


Hujan deras menimpa genting-genting bangunan tua ini. Air turun begitu bebasnya. Tak ada satu pun orang yang berkeliaran, bahkan burung-burung pun enggan. Kuamati segalanya dari balik jendela kaca bangunan ini, sepi dan sunyi. Tak ada sedikit pun keceriaan di luar sana, bahkan di hatiku juga sama.
Aku memalingkan wajahku dari jalan raya yang sedari tadi kuamati. Kusandarkan tubuhku pada tepian sofa yang nyaman, mataku lurus namun pandanganku kosong . Aku hanya sendiri di sofa kafe kecil ini, berbeda dengan orang-orang di sekelilingku yang sibuk bercakap-cakap dengan teman yang diajaknya. Seolah kesunyian ini menambah kegalauanku, pikiranku menerawan ingatan di hari itu.

WHEN I LOSE YOU [7]


Aku terkejut melihat kamar Ka Romi, ih ampun deh, berantakan banget kecuali tempat tidurnya. Kulihat komik-komik, buku pelajaran, dvd semuanya bertebaran dimana-mana. Kubereskan kamar Ka Romi. Kususun buku pelajaran di rak bukunya, kumasukkan dvd ke dalam rak di bawah tv, dan komik-komik ini? Aku bingung akan meletakkannya dimana. Pandanganku tertuju pada loker di samping rak buku Ka Romi, "Sepertinya loker itu kosong deh, disitu aja deh" ucapku sambil membawa setumpukan komik. Kubuka loker itu dan benar, tidak ada isinya. tetapi ada satu komik di dalam loker itu. Everytime I see you. Kuletakkan tumpukan komik di lantai, dan kuambil komik Everytime I see you, "Eh ini kan komik yang pengen banget gue baca. Waktu itu mau baca, eh Ka Romi dateng. Sekarang aja deh gue baca ini komik" ucapku. Kubuka halaman pertama komik itu, selembar kertas jatuh ke lantai. "Kertas apa itu?" ucapku sambil memungut kertas itu. "Kayaknya kertas yang dulu gue baca" lanjutku.

WHEN I LOSE YOU [6]


Tok tok tok, kudengar ketukan pintu kamarku, siapa sih? Menghancurkan rencanaku saja untuk bangun siang, semakin aku bangun pagi, makin banyak hal yang kupikirkan tentang kemarin. "Masuk ajaa, ngga dikunci" ucapku dengan suara yang parau karena efek baru bangun tidur. Pintu memang sudah kubuka dengan remote otomatis. Aku melirik siapa yang datang, berharap mama atau papaku. Tapi ternyata, Bibi yang datang ke kamarku, "Non ngga sekolah? Ini kan sudah jam 7 Non?" ucapnya khawatir. "Engga Bi, aku pusing banget" jawabku. "Ya ampun Non sakit? Bibi ambilkan kompresan ya?" ucap Bibi dengan nada makin khawatir. Aku terseyum padanya, "Ngga usah Bi, aku cuma butuh istirahat kok. Bibi tenang ajaa"."Oh begitu Non. Tapi kalo Non butuh apa-apa, panggil Bibi aja ya" Bibi berkata, terlihat sekali ia menyayangiku. Aku mengangguk padanya, "Oh iya Bi, papa dan mama udah pulang?" tanyaku penuh harap akan jawaban iya. Bibi menggeleng dan memberi tahuku bahwa ia pun belum mendapat kabar, "Kalo begitu Bibi keluar ya Non" pamit Bibi padaku. Aku hanya terseyum. Kemana lagi mereka? Aku takut kebersamaanku dengan papa dan mama akan hilang seperti sebelumnya. Padahal aku baru saja menikmati semuanya, bahkan belum satu bulan. Tapi papa kan sudah berjanji untuk tidak meninggalkanku lagi,  jadi tidak mungkin papa bohong. Ya, aku harus yakin. Aku harus percaya sama papa. Mungkin saat ini papa benar-benar sibuk, nanti kalau sudah ada waktu luang, pasti papa dan mama akan pulang atau paling tidak menelfonku. Aku melepaskan satu beban pikiranku, karena aku percaya akan janji papa padaku.

WHEN I LOSE YOU [5]


Aku, mama, dan papa baru saja selesai makan malam bersama di rumah. Sekarang sudah pukul setengah 9, aku naik ke kamarku. Sempat aku memutuskan untuk nonton dvd, tapi saat film sudah berjalan 35 menit aku matikan, membosankan sekali nampaknya. Aku jadi kangen Mei, akhinya ku sms dia, "Mei Mei, smsan yuk". Bukan Mei kalo tidak cepat membalas sms, "Ayo ayo. Kenapa rub? Tumben lu mau smsan, biasanya selalu gue yang ngajak duluan". "Engga Mei, gue lagi confuse abis nih, I need you" kubalas sms Mei. "Confuse kenapa Rub? Cerita aja ke gue, siapa tau gue bisa bantu ;-)" balas Mei untukku. "About Ka Romi tapi Mei?" balasku lagi. "Ka Romi? What's happen with him? kalo tentang Ka Romi, kita chat fb aja yuk Rub? ada yang mau gue tunjukkin" balas Mei. "Oh oke Mei" kuketik sms dan kukirim. Aku segera duduk di meja belajarku, kunyalakan laptopku dan segera aku memasukin dunia maya, -http://facebook.com/- ku close semua notif dan friend request, aku fokus menunggu chat dari Mei, ping!

Kamis, 19 Januari 2012

GOD Performance 4

Hai guys, kali ini gue mau nge posting video performance dari G.O.D lagi nih. Buat yang sekarang ini kita bawain dance Genie dan di remix dengan The Boys. Kita tampil di acara pensi peresmian panggung di Sekolah kita, SMPN 179 Jakarta. Wuhuuuuu, gue pribadi seneng banget bisa belajar dance The Boys. Mau tau gimana performance kita ? Check it out !


Nah gimana gimana penampilan kitaaa ? Kritik dan sarannya ditunggu yaa. Thanks semuanyaaa . . .

By : Bunga Mentari

Sabtu, 07 Januari 2012

WHEN I LOSE YOU [4]


Keadaan tak jauh beda pada jam istirahat. Celotehan ini itu masih saja kudengar, sialnya aku belum bertemu Ka Romi. Aku butuh dia sekarang, Aku bingung harus bersikap bagaimana. "Eh Ruby, lu beneran jadian sama Romi?" tegur Ka Sasya saat aku sedang membayar makanan di kios tempat aku membeli makanan. "Mati aku! Jawab apa nih?" ucapku dalam hati. Kalau aku jawab iya, berarti aku dan Ka Romi makin tersebar dong beritanya. Tapi kalau aku jawab tidak, sama saja aku mempermalukan Ka Romi di hadapan teman-temannya. Jadi kupikir jawaban terbaik adalah dengan tersenyum. "Yah kok senyum, gue butuh jawaban lu tau Rub" ucap Ka Sasya lagi. "Eh Sya, kenapa lu nanya gitu? Ngeraguin gue lu? Ya benerlah gue sama Ruby jadian" tiba-tiba Ka Romi datang dan menjawab pertanyaan Ka Sasya. Hufft untunglah, jadi aku tak pusing untuk menjawab apa. "Oh waw, beneran, long last ya" lanjut Ka Sasya. "Ka Romii, parah lu ah" rengekku padanya. Ka Romi cuma mengangkat kedua alisnya. "Gue harus jawab apa nih kak kalo ada yang nanya lagi? Ngga lucu kan kalo gue jawab engga tapi lu nya bilang iya?" ucapku. Ka Romi menghela nafasnya, "Pokoknya lu harus jawab iya. Kalo lu jawab engga, sama aja lu bikin malu gue" pinta Ka Romi. "Iyaa ka, gue juga udah sempet mikir gitu. Tapi kalo begini semuanya nge cap kita pacaran tauu! Sotoy banget lu kak" keluhku. "Yaudah, pokoknya yang terpenting lu jawab iya kalo ada yang nanya. Gue akan selesain ini berita deh, tenang Rub" ucapnya sambil tersenyum padaku. Gawd, mengapa jadi begini sih? Aku dan Ka Romi?

WHEN I LOSE YOU [3]


Di tanganku sudah ada dua piring nasi goreng dan dua gelas air putih, kini kuletakkan makanan dan minuman itu di meja. "Ya ampun Ka Romi, ini itu udah jam 10, masih belum bangun juga" ucapku lemas pada diri sendri, sambil melihat Ka Romi yang masih tertidur pulas. "Bangunin aja kali ya" lanjutku. Aku mendakati Ka Romi, memukul lembut tangannya, "Ka Romi, bangun". Belum ada respon apapun, "Ka Romiiii, Ka Romiiii, banguun dong". Keadaan tetap, Ka Romi belum bangun. "Ih Ka Romiiii, bangun dong" kini aku berteriak di samping Ka Romi. Kuguncang tangan Ka Romi, pokoknya sampai dia bangun. "Rubiii, ini masih pagi, udah lu tidur lagi" ucap Ka Romi tidak jelas dengan mata yang masih tertutup. "Masih pagi? Udah jam 10 tauu, ayo bangun" paksaku. "Ntar aja aah, weekend nih" alasan Ka Romi. "Ih Ka Romi mah, bangun ah ngga mau tau" paksaku lagi. Aku pun menarik kedua tangan Ka Romi, dan berhasil, Ka Romi akhirnya bangun. Ia pun duduk di sofa, tidak lagi tidur. "Ganggu orang tidur aja lu Rub, ada apaan sih?" keluh Ka Romi, uh wajahnya natural sekali kalau baru bangun. "Mau ngajak sarapan bareng. Karena gue udah dosa bangunin lu, hadiahnya gue udah ambilin lu sarapan. Jadi kita bisa sarapan di kamar" jelasku panjang. "Hadeh Ruby, gue kira apaan" jawab Ka Romi, sepertinya ia aneh mendengar alasan aku itu. Aku dan Ka Romi mulai menyantap sarapan pagi, atau sarapan hampir siang ya? Habis ini sudah jam setengah 11 sih. Aku menggelengkan kepalaku melihat Ka Romi makan, kelihatannya malas sekali bangun, tapi begitu makan, waw semangat sekali. "Semangat banget lu kak makannya" komenku. "Laper gue, asli laper banget" jawab Ka Romi dengan makanan penuh di mulutnya. "Kenapa ngga bangun dari tadi aja?" tanyaku. "Iya sebenernya gue jg sadar kalo gue laper biarpun gue tidur, tapi gue males banget kebawah buat ambil makanan" ucapnya. "Heem, tuh kan. Harusnya lu terima kasih sama gue udah bawain makanan keatas" ucapku bangga. "Haha iya bener juga, thanks deh" balasnya setelah meminum air putihnya.

WHEN I LOSE YOU [2]


Keesokan harinya papa selalu ingin mengantarku sekolah, tapi jelas aku menolaknya, "Anterin aja uang-uang papa yang segar itu". begitupun esoknya, esoknya, dan esoknya. Aku stress, aku bingung, aku malas pulang ke rumah, keadaannya memuakanku, tapi aku tak tahu harus kemana, ini masih hari sekolah. Lamunan membuat aku tidak konsen untuk apapun, dan sepertinya orang-orang disekitarku menyadari perbedaanku, terutama Ka Romi, kaka terbaikk. Orang yang selalu ada di sampingku disaat apapun, "Ruby, gue sedih kalo liat lu sedih, lu adik yang selalu ngehibur gue, tapi kenapa lu jadi gini?" tanya Ka Romi, suaranya langsung menenangkanku, tapi pertanyaan seperti itu malah membuatku menangis lagi. "Hidup gue ngga seberuntung kaka, kaka enak keluarganya harmonis, aku tuh kayak anak ngga diinginkan di rumah". "Gue ngerti Rub, sekarang lu mau kayak gimana? Tell me your wish" tanyanya lagi. Aku berpikir sejenak, mungkin ada baiknya juga mencurahkan semuanya pada Ka Romi, siapa tahu aku jadi lebih lega, "Aku mau keluarga aku kumpul ka, nonton tv bareng, makan malam bareng, seengganya sama dengan keluarga lain deh" ucapku, tapi benar itu yang kuinginkan. "Emm oke, sekarang gue tanya, lu mau engga wish lu jadi kenyataan? Ada satu peluang nih" tanya Ka Romi. Aku hanya mengekspresikan wajah bertanya. "Kamu harus kasih kesempatan ke papa kamu, mungkin sikap dia kemarin itu usaha memperbaiki keluarga kamu. Coba deh kamu terima ajakan papa kamu berangkat bareng, jalan bareng" saran Ka Romi. "Aku capek ka" keluhku pada Ka Romi, aku nyaman disamping dia. "Coba dulu sayang, biar kita tau hasilnya, ya?" pinta Ka Romi lembut sekali. "Tapi kaka bantu aku ya? Aku takut" ucapku akhirnya setelah beberapa saat. "Pasti dong, kan gue yang nyaranin" ucap Ka Romi tersenyum manis. "Oke deal"aku pun bertosan dengan Ka Romi. Secara tidak sadar banyak juga yang melihat kearah aku dan Ka Romi di taman tadi, hehe agak bangga juga ada disamping Ka Romi ternyata. Aku pun menyetujui usulan Ka Romi, ada benarnya juga kurasa. 

WHEN I LOSE YOU [1]


Ruby, kamu sudah siap belum nak? Papa mama sudah di meja makan. Ayo kamu turun, kita sarapan bersama" panggil mamah dari lantai dasar, kalau sudah begini mau ngga mau aku harus turun juga, ikut sarapan bersama mereka, huh. Tanpa menanggapi panggilan mamah terlebih dulu, aku langsung turun ke lantai bawah. "Eh Ruby, kamu udah disini aja. Mau roti apa nak? Mama ambilkan" tanya mamaku sambil mengambil sekerat roti. "Engga perlu deh mah, aku mau langsung berangkat, susu juga cukup" jawabku ketus, malas aku pagi pagi harus bersikap manis di depan mereka. Aku pun segera pergi dari meja makan dan menghampiri Pak Mamat, supir pribadiku yang justru lebih dekat dibandingkan orang tuaku sendiri, "Ayo beh kita jalan, yang ngebut yaa" ucapku semangat sambil menepuk bahunya. "Eh neng Ruby, ngagetin aja, jadi bingung kan si bapak teh" jawab Pak Mamat dengan logat kesunda-sundaannya. "Hahaha jangan bingung dong beh, ayo kemon kita berangkat" ucapku lagi tersenyum padanya. "Pak Mamat mau antar mama kamu ke butik sayang, kamu papa yang antar ya?" tiba-tiba papaku datang dan menawarkan hal tersebut, iiih sudi benar aku diantar dia. Ingin sekali kulontarkan kalimat itu, tapi aku masih menghargainya sebagai 'orang tuaku', "Engga perlu deh pah, aku minta jemput Ka Romi aja" ucapku akhirnya dan langsung pergi tanpa mendengar komentar papaku terlebih dahulu. Jarak rumah Ka Romi dan aku memang sangat dekat, dia adalah tetangga rumahku, selain kakak kelasku tentunya. Maka dari itu aku sangat dekat dengannya seperti kakakku sendiri. Aku juga sering berangkat dan pulang bareng Ka Romi. Dan perkenalkan namaku Ruby Prakoso, ya Prakoso, nama turun temurun dari papaku sebagai tanda ketururan pemilik perusahaan Prakoso Grup, apa pentingnya coba? Aku bersekolah di SMA Internasional yang ada di kawasan Jakarta Barat grade 11, begitu juga Ka Romi.

WHEN I LOSE YOU [PROLOG]

Cerita gue kali ini akan terbagi dalam 8 part, ditambah dengan prolog dan epilognya. So guys, baca cerita gue dan jangan lupa comment yaa. Thank you :)


Di tengah hingar-bingar keramaian kota, ada satu gadis cantik yang hidup sendirian, ia benar-benar merasa sangat kesepian. Hingga pada suatu malam gadis itu berjalan keluar mengitari setiap sudut kota, dan ketika ia menatap langit di atas sana, ia sangat takjub akan keindahan ciptaan Tuhan, ia melihat berjuta bintang bertaburan saling berlomba menyumbang cahaya bagi malam yang gelap. Namun dari sekian bintang yang ada, gadis itu hanya terpaku pada satu bintang. Ya, satu bintang yang paling terang, bahkan cahayanya mengalahkan seluruh jumlah cahaya bintang-bintang lain di atas sana. Gadis itu sangat terpesona oleh keindahan bintang itu, ia pun berharap bintang itu akan jatuh disampingnya untuk mengisi hari-harinya yang kelam.

WISH COMES TRUE [4]



CAST STEVENT

“Apa maksud semua ini? Jadi yang tadi itu? Aaaarrrrgggh Risya babooo” ucap Risya gemas akan dirinya sendiri. Aku tertawa sendiri melihat sikap Risya seperti itu, ia memarahi dirinya sendiri, hahaha. “Risya, kok diem aja sih? Kejutan dari kita garing ya? Yaah, kita nyiapinnya susah nih Ris” tanya Ayu dengan nada yang memelas. Risya memasang wajah bosannya, “Gue speechless Ayuuuuuu, gue ngga nyangka sama sekali bakalan kayak gini. Ide siapa sih? Sukses banget kayaknya?” tanya Risya marah-marah. “Ya Stevent lah Ris, lu gimana sih. Tapi sih Relliya yang paling repot, hahaha” jawab Ayu pasti sambil menunjuk kearahku dengan dagunya. Aku yang ditunjuk pun langsung tertawa tanpa suara. Risya menghampiriku sambil memajukan bibirnya, “Stevent maaaaah jahat banget lu yaaa” rengek Risya sambil memukul-mukul lenganku dengan gemas. Kuraih tangan Risya itu, “Hahaha ampun-ampun Ris, sorry deh sorry. Tapi keren kan? Buktinya bisa bikin lu nangis berapa kali tuh” ledekku seraya tersenyum nakal padanya. Risya menekuk wajahnya, “Keren banget Stev” jawabnya menyindirku, “Eh berarti Neysa Neysa itu bohong kan ya?” lanjut Risya spontan bertanya padaku. Aku terdiam lalu tertawa ringan, “Neysa yang pacar gue itu? Dia sekarang ngga ada, tapi bakalan ada sebentar lagi” jawabku disambut dengan ekspresi terkejut dari Risya. Untunglah Bu Risti segera datang untuk pamit kepada kami semua, “Eh ini kalian masih pada rame aja ya? Ibu pamit ya” ucap beliau ramah pada kami semua. “Risya, ibu minta maaf ya, ibu ngga beneran marah kok sama kamu. Ini ada hadiah dari ibu, mentahnya aja ya” lanjut Bu Risti kepada Risya. Risya hanya tertawa lebar dan mengucapkan terima kasih kepada Bu Risti. Semuanya lalu terdiam sambil melihat Bu Risti yang berjalan keluar. Putri pun memecahkan suasana hening itu, “Eh acara belom selesai, ayooo tarik Risya keluar sekolaah” serunya dan kami semua menarik Risya keluar.

WISH COMES TRUE [3]


CAST RELLIYA

Aku tiba di sekolah dengan perasaan bahagia. Entah mengapa setiap melihat kotak hadiah yang telah kupegang ini, aku selalu tersenyum. Ada perasaan bangga tersendiri untukku, jika aku berhasil memberikan sesuatu yang terbaik untuk sahabatku. Aku berjalan dengan cepat menuju ke kelasku, dan kurasakan sesorang menabrak tubuhku. Bruuuk, aku dan dia sama-sama terjatuh. Ternyata dia itu adalah Risya. “Aaaah Risyaaaa” keluhku merengek padanya. Segera kuambil kotak hadiah yang terlepas dari tanganku itu. “Relliyaa, maafin guee, gue ngga sengaja Rel, serius gue ngga sengaja. Lu ngga tambah marah kan sama gue?” ucap Risya panjang lebar dengan ekspresi bersalah. Aku tertawa ringan memandang Risya, “Yang marah sama lu itu siapa Ris? Gue ngga akan pernah bisa marah sama lu yaa. Justru gue yang mau minta maaf, kemaren gue rada jutekin gitu, abis gue bete banget ngerjain latihan soal buat OSN hari ini” jawabku dan kemudian berdiri. Risya ikut berdiri sepertiku, ekspresinya nampak terkejut, “Serius Rel?” tanyanya lagi. “Iyaaa Risyaa. Happy birthday yaa, cie 14 tahun” jawabku seraya memeluk sahabatku itu, kuserahkan hadiah yang sedari tadi kupegang kepadanya. Risya terdiam melihat aku dan hadiah yang kuberikan kepadanya itu, “Relliyaaaa makasih banget yaa, emang Cuma lu satu-satunya orang yang mau ngucapin ulang tahun ke gue, sedangkan yang lain malah pada sibuk ngurusin Stev jadian. Gue ngga tau deh gimana gue hari . . .” ucap Risya mencurahkan semua kesedihannya, namun ucapan itu segera kupotong, “Ris sorry bukan maksud gue ngga mau dengerin lu curhat. Tapi gue emang buru-buru banget, mobil jemputan buat nganter gue lomba udah dateng. Bye Risyaaa, fighting aja yaa” ucapku dan dengan cepat kutinggalkan Risya yang terlihat bingung mau berbuat apa lagi. Haaaah, sungguh tak tega aku melihat Risya diam seperti itu.

WISH COMES TRUE [2]


CAST RELLIYA

“Ih tapi Stev gue, eh halo haloo Stev?”, “Aaaah kok dimatiin sih ni anak ? Rese banget” gerutuku kesal karena sambungan telepon diputus tiba-tiba oleh Stevent. “Emang dasar males aja nih anak” lanjutku marah-marah sendiri. Kalau sudah begini, mau tak mau aku harus mengambil pesanan kue itu juga. Aduuuh bagaimana dong ini? Tempat bordir saja belum ketemuuu. Kurasakan hpku bergetar lagi, “Aaaah siapa lagi sih?” seruku malas. Oh ternyata itu bukan getar tanda telepon masuk, melainkan tanda sms masuk. Dan yang mengirimkan aku sms adalah Risya. Kubaca sms darinya dan aku pun justru tertawa terbahak-bahak. Hahaha, jadi Risya benar-benar takut aku marah dan sama sekali tidak menganggap ini adalah bagian untuk kejutannya? Persis seperti dugaanku. Kuputuskan untuk membalas sms Risya karena aku tidak mau membuatnya terlalu sedih sekarang, klimaksnya nanti pukul 8 malam oleh Stevent.

WISH COMES TRUE [1]

Hai guys, kali ini gue mau posting cerita nih. Cerita ini akan terbagi jadi 4 part, baca semuanya dan jangan lupa comment yaaa. Thanks youu :)

CAST RISYA

Kuarahkan pandanganku seluas mungkin pada lapangan di hadapanku, “Nah itu diaaa” seruku gembira dalam hati. “Relliya, Relliyaaa” sahutku memanggil sahabatku yang sedari tadi sedang kucari-cari. Relliya menoleh kearahku, “Apaan Ris?” tanyanya dengan wajah yang kesal. “Rel lu kenapa? Ayo pulaaaang” ucapku padanya. Relliya memainkan bola matanya, “Lu pulang duluan aja deh, gue masih ada urusan di sekolah” jawabnya singkat dan ia langsung pergi begitu saja tanpa mendengar jawabanku terlebih dahulu. Aku menunduk lemas, ada apa sih dengan Relliya? Biasanya dia selalu mengajakku ke setiap urusannya, mengapa sekarang tidak? “Mungkin ini privacy dia, huuuh” ucapku meyakinkan diriku sendiri. Aku pun berjalan gontay menuju gerbang sekolah. Sekarang yang kuingin hanya ingin cepat-cepat sampai di rumah.

Minggu, 01 Januari 2012

TEMUI AKU DI DEUTSCH

“Gue, gue. . . Ih, harus dijawab ya?” seru Maura menyuarakan ketidakberdayaannya. “Iya, harus Maura. Gue mau tau jawaban lo sekarang” jawab Mario dengan lembutnya. Maura mendecak lemas, memang pada akhirnya ia harus mengaku pada Mario, teman satu sekolahnya yang kini sedang menatapnya lekat-lekat. “Oke, gue juga sayang sama lo Mario”. Mario tersentak seketika. Ia masih tidak percaya dengan apa yang barusan ia dengar, “Maura, bisa lo ulang sekali lagi? Please gue mohon” tanyanya mencoba mencari kepastian. Maura tersenyum sebelumnya, “Gue juga sayang sama lo Mario” ucapnya dan disaat itulah Mario sadar bahwa dia telah melakukan kesalahan pada Maura. Mario bingung harus berbuat apa, mengapa ia baru mengetahuinya sekarang? Jika saja ia tahu bahwa Maura menyayanginya, ia tidak akan mungkin berpacaran dengan adik kelas yang sejujurnya lebih disayanginya sebagai seorang adik. Mario menarik nafasnya dalam-dalam, “Mauraaa, kenapa lo ngga pernah sedikir pun nunjukkin ke gue kalo lo sayang sama gue? Justru lo selalu menghindar setiap kali gue ngedeketin lo. Gue piker lo ngga peduli sama semua perhatian gue. Itu alasannya gue nembak Reina, Mauraa. Gue mau coba buat ngelupain lo, tapi nyatanya gue tetep ngga bisa” jelas Mario menyesali semua keadaan.

HAPPY NEW YEAR 2012


HAPPY NEW YEAR 2012!!!

Horeeee, ngga terasa 2012 telah datang dan 2011  telah berlalu. Ada perasaan sedih ada juga perasaan senang tentunya. Sedih karena kita akan meninggalkan kenangan di 2011, dan senang karena kita akan memulai hidup yang baru di tahun 2012. Selama tahun 2011 ini tentunya banyak banget yang udah kita jalanin dan udah kita capai, so that’s why di tahun 2012 ini hidup kita harus menjadi semakin baik lagi. Pasang target buat hidup kalian di tahun 2012, jangan sampai kalian mengalami kemunduran. Pasang strategi supaya target kalian bisa tercapai, jangan samapi salah jalan dan jangan pernah pake cara haram untuk mencapai target kita itu. Oke guys, wish we always get a best life in 2012 :)
Dan sekarang gue mau cerita tentang apa sih yang gue lakuin di malam tahun baru 2012,  so check it out!

AUTUMN IN PARIS

Guys, kali ini gue mau posting sesuatu yang masih berhubungan sama puisi. Tapi puisi ini gue tulis setelah gue selesai membaca satu buah Novel. Novel ini dikarang oleh Ilana Tan, seorang penulis yang sampai sekarang belum diketahui identitas aslinya. Buat kalian semua yang hobby baca novel, nama Ilana Tan pasti udah ngga asing lagi kan ? Ilana Tan adalah penulis 4 Novel berseri,
-         -Summer in Seoul
-         - Autumn in Paris
-          -Winter in Tokyo
-          -Spring in London

SURAT KECIL UNTUK TUHAN


Surat kecil untuk tuhan, novel yang ditulis kembali oleh seorang penulis dengan mengangkat kisah nyata dari Keke. Kisah Keke pun juga telah diangkat ke dalam sebuah film layar lebar. Baik novel maupun film telah menghasilkan jutaan tetes air mata pembaca dan penonton. Keke adalah penderita kanker jaringan lunak pertama di Indonesia, dan penyakit ini termasuk penyakit langka dan baru pernah ditangani di Indonesia. Keke adalah seorang anak cantik, berprestasi, berbakat, dan dicintai oleh teman-teman disekelilingnya. Ia sangat aktif dalam kegiatan sekolah, salah satunya Tim Voli kelasnya. Namun semuanya berubah setelah Keke divonis menderita penyakit mematikan itu. Keke mendapatkan penyakit ini saat usianya berkisar 13 menjelang 14 tahun. Berbagai cara telah dilakukan oleh seluruh keluarga baik itu berdoa maupun berusaha, terutama ayah Keke, seseorang yang paling menyayangi Keke, begitu juga Keke yang sangat menyayangi ayahnya. Awalnya melalui cara kemoterapi, kanker Keke dinyatakan sembuh total. Namun sayang semua tidak berlangsung lama, 6 bulan setelah kesembuhannya, kanker Keke mulai berkembang lagi.

ANYTHING FOR YOU (27/12/2011)


Bisakah kau curahkan semuanya padaku ?
Bisakah kau lampiaskan semuanya padaku ?
Bisakah kau berhenti meminta maaf padaku ?
Dan sadar bahwa ini bukan salahmu ?

Sungguh ini bukan salahmu
Janganlah kau terus menyalahkan  dirimu
Bersumpah bahwa aku mengerti keadaanmu
Apapun itu aku tetap mengerti

Selama ini
Kau hanya membawa keceriaan di sekelilingku
Dimanakah kau simpan seluruh kegundahanmu itu ?
Tahukah kau aku juga ingin meringankannya ?

Angkat kepalamu
Jangan anggap dirimu bersalah lagi
Pikirkan jalan terbaiknya
Dan bagilah itu denganku

Kuakan lakukan keputusanmu
Sekalipun itu akan melukaiku
Jujur yang kuingin hanya kau bahagia
Karena aku memang terlalu menyayangimu

By : Bunga Mentari

I'M SORRY (27/12/2011)


Kau terdiam
Aku yang menangis
Kau tersakiti
Aku yang hancur

Aku merasa akulah sebabnya
Kau rela mengambil resiko
Asalkan kita dapat bersama
Sungguh aku tak tahu inilah keadaannya

Maafkan pengertianku yang terlambat
Maafkan diriku yang mungkin membebanimu
Aku rela lakukan apapun
Bila itu adalah cara agar kau tersenyum kembali

By : Bunga Mentari