Jumat, 20 Januari 2012

DO YOU STILL LOVING ME?

Hai semuanyaaaa, kali ini gue bakal ngeposting cerpen gue nih, mohon kritik dan sarannya yaaa, thank youuu . . .


Hujan deras menimpa genting-genting bangunan tua ini. Air turun begitu bebasnya. Tak ada satu pun orang yang berkeliaran, bahkan burung-burung pun enggan. Kuamati segalanya dari balik jendela kaca bangunan ini, sepi dan sunyi. Tak ada sedikit pun keceriaan di luar sana, bahkan di hatiku juga sama.
Aku memalingkan wajahku dari jalan raya yang sedari tadi kuamati. Kusandarkan tubuhku pada tepian sofa yang nyaman, mataku lurus namun pandanganku kosong . Aku hanya sendiri di sofa kafe kecil ini, berbeda dengan orang-orang di sekelilingku yang sibuk bercakap-cakap dengan teman yang diajaknya. Seolah kesunyian ini menambah kegalauanku, pikiranku menerawan ingatan di hari itu.

WHEN I LOSE YOU [7]


Aku terkejut melihat kamar Ka Romi, ih ampun deh, berantakan banget kecuali tempat tidurnya. Kulihat komik-komik, buku pelajaran, dvd semuanya bertebaran dimana-mana. Kubereskan kamar Ka Romi. Kususun buku pelajaran di rak bukunya, kumasukkan dvd ke dalam rak di bawah tv, dan komik-komik ini? Aku bingung akan meletakkannya dimana. Pandanganku tertuju pada loker di samping rak buku Ka Romi, "Sepertinya loker itu kosong deh, disitu aja deh" ucapku sambil membawa setumpukan komik. Kubuka loker itu dan benar, tidak ada isinya. tetapi ada satu komik di dalam loker itu. Everytime I see you. Kuletakkan tumpukan komik di lantai, dan kuambil komik Everytime I see you, "Eh ini kan komik yang pengen banget gue baca. Waktu itu mau baca, eh Ka Romi dateng. Sekarang aja deh gue baca ini komik" ucapku. Kubuka halaman pertama komik itu, selembar kertas jatuh ke lantai. "Kertas apa itu?" ucapku sambil memungut kertas itu. "Kayaknya kertas yang dulu gue baca" lanjutku.

WHEN I LOSE YOU [6]


Tok tok tok, kudengar ketukan pintu kamarku, siapa sih? Menghancurkan rencanaku saja untuk bangun siang, semakin aku bangun pagi, makin banyak hal yang kupikirkan tentang kemarin. "Masuk ajaa, ngga dikunci" ucapku dengan suara yang parau karena efek baru bangun tidur. Pintu memang sudah kubuka dengan remote otomatis. Aku melirik siapa yang datang, berharap mama atau papaku. Tapi ternyata, Bibi yang datang ke kamarku, "Non ngga sekolah? Ini kan sudah jam 7 Non?" ucapnya khawatir. "Engga Bi, aku pusing banget" jawabku. "Ya ampun Non sakit? Bibi ambilkan kompresan ya?" ucap Bibi dengan nada makin khawatir. Aku terseyum padanya, "Ngga usah Bi, aku cuma butuh istirahat kok. Bibi tenang ajaa"."Oh begitu Non. Tapi kalo Non butuh apa-apa, panggil Bibi aja ya" Bibi berkata, terlihat sekali ia menyayangiku. Aku mengangguk padanya, "Oh iya Bi, papa dan mama udah pulang?" tanyaku penuh harap akan jawaban iya. Bibi menggeleng dan memberi tahuku bahwa ia pun belum mendapat kabar, "Kalo begitu Bibi keluar ya Non" pamit Bibi padaku. Aku hanya terseyum. Kemana lagi mereka? Aku takut kebersamaanku dengan papa dan mama akan hilang seperti sebelumnya. Padahal aku baru saja menikmati semuanya, bahkan belum satu bulan. Tapi papa kan sudah berjanji untuk tidak meninggalkanku lagi,  jadi tidak mungkin papa bohong. Ya, aku harus yakin. Aku harus percaya sama papa. Mungkin saat ini papa benar-benar sibuk, nanti kalau sudah ada waktu luang, pasti papa dan mama akan pulang atau paling tidak menelfonku. Aku melepaskan satu beban pikiranku, karena aku percaya akan janji papa padaku.

WHEN I LOSE YOU [5]


Aku, mama, dan papa baru saja selesai makan malam bersama di rumah. Sekarang sudah pukul setengah 9, aku naik ke kamarku. Sempat aku memutuskan untuk nonton dvd, tapi saat film sudah berjalan 35 menit aku matikan, membosankan sekali nampaknya. Aku jadi kangen Mei, akhinya ku sms dia, "Mei Mei, smsan yuk". Bukan Mei kalo tidak cepat membalas sms, "Ayo ayo. Kenapa rub? Tumben lu mau smsan, biasanya selalu gue yang ngajak duluan". "Engga Mei, gue lagi confuse abis nih, I need you" kubalas sms Mei. "Confuse kenapa Rub? Cerita aja ke gue, siapa tau gue bisa bantu ;-)" balas Mei untukku. "About Ka Romi tapi Mei?" balasku lagi. "Ka Romi? What's happen with him? kalo tentang Ka Romi, kita chat fb aja yuk Rub? ada yang mau gue tunjukkin" balas Mei. "Oh oke Mei" kuketik sms dan kukirim. Aku segera duduk di meja belajarku, kunyalakan laptopku dan segera aku memasukin dunia maya, -http://facebook.com/- ku close semua notif dan friend request, aku fokus menunggu chat dari Mei, ping!

Kamis, 19 Januari 2012

GOD Performance 4

Hai guys, kali ini gue mau nge posting video performance dari G.O.D lagi nih. Buat yang sekarang ini kita bawain dance Genie dan di remix dengan The Boys. Kita tampil di acara pensi peresmian panggung di Sekolah kita, SMPN 179 Jakarta. Wuhuuuuu, gue pribadi seneng banget bisa belajar dance The Boys. Mau tau gimana performance kita ? Check it out !


Nah gimana gimana penampilan kitaaa ? Kritik dan sarannya ditunggu yaa. Thanks semuanyaaa . . .

By : Bunga Mentari

Sabtu, 07 Januari 2012

WHEN I LOSE YOU [4]


Keadaan tak jauh beda pada jam istirahat. Celotehan ini itu masih saja kudengar, sialnya aku belum bertemu Ka Romi. Aku butuh dia sekarang, Aku bingung harus bersikap bagaimana. "Eh Ruby, lu beneran jadian sama Romi?" tegur Ka Sasya saat aku sedang membayar makanan di kios tempat aku membeli makanan. "Mati aku! Jawab apa nih?" ucapku dalam hati. Kalau aku jawab iya, berarti aku dan Ka Romi makin tersebar dong beritanya. Tapi kalau aku jawab tidak, sama saja aku mempermalukan Ka Romi di hadapan teman-temannya. Jadi kupikir jawaban terbaik adalah dengan tersenyum. "Yah kok senyum, gue butuh jawaban lu tau Rub" ucap Ka Sasya lagi. "Eh Sya, kenapa lu nanya gitu? Ngeraguin gue lu? Ya benerlah gue sama Ruby jadian" tiba-tiba Ka Romi datang dan menjawab pertanyaan Ka Sasya. Hufft untunglah, jadi aku tak pusing untuk menjawab apa. "Oh waw, beneran, long last ya" lanjut Ka Sasya. "Ka Romii, parah lu ah" rengekku padanya. Ka Romi cuma mengangkat kedua alisnya. "Gue harus jawab apa nih kak kalo ada yang nanya lagi? Ngga lucu kan kalo gue jawab engga tapi lu nya bilang iya?" ucapku. Ka Romi menghela nafasnya, "Pokoknya lu harus jawab iya. Kalo lu jawab engga, sama aja lu bikin malu gue" pinta Ka Romi. "Iyaa ka, gue juga udah sempet mikir gitu. Tapi kalo begini semuanya nge cap kita pacaran tauu! Sotoy banget lu kak" keluhku. "Yaudah, pokoknya yang terpenting lu jawab iya kalo ada yang nanya. Gue akan selesain ini berita deh, tenang Rub" ucapnya sambil tersenyum padaku. Gawd, mengapa jadi begini sih? Aku dan Ka Romi?

WHEN I LOSE YOU [3]


Di tanganku sudah ada dua piring nasi goreng dan dua gelas air putih, kini kuletakkan makanan dan minuman itu di meja. "Ya ampun Ka Romi, ini itu udah jam 10, masih belum bangun juga" ucapku lemas pada diri sendri, sambil melihat Ka Romi yang masih tertidur pulas. "Bangunin aja kali ya" lanjutku. Aku mendakati Ka Romi, memukul lembut tangannya, "Ka Romi, bangun". Belum ada respon apapun, "Ka Romiiii, Ka Romiiii, banguun dong". Keadaan tetap, Ka Romi belum bangun. "Ih Ka Romiiii, bangun dong" kini aku berteriak di samping Ka Romi. Kuguncang tangan Ka Romi, pokoknya sampai dia bangun. "Rubiii, ini masih pagi, udah lu tidur lagi" ucap Ka Romi tidak jelas dengan mata yang masih tertutup. "Masih pagi? Udah jam 10 tauu, ayo bangun" paksaku. "Ntar aja aah, weekend nih" alasan Ka Romi. "Ih Ka Romi mah, bangun ah ngga mau tau" paksaku lagi. Aku pun menarik kedua tangan Ka Romi, dan berhasil, Ka Romi akhirnya bangun. Ia pun duduk di sofa, tidak lagi tidur. "Ganggu orang tidur aja lu Rub, ada apaan sih?" keluh Ka Romi, uh wajahnya natural sekali kalau baru bangun. "Mau ngajak sarapan bareng. Karena gue udah dosa bangunin lu, hadiahnya gue udah ambilin lu sarapan. Jadi kita bisa sarapan di kamar" jelasku panjang. "Hadeh Ruby, gue kira apaan" jawab Ka Romi, sepertinya ia aneh mendengar alasan aku itu. Aku dan Ka Romi mulai menyantap sarapan pagi, atau sarapan hampir siang ya? Habis ini sudah jam setengah 11 sih. Aku menggelengkan kepalaku melihat Ka Romi makan, kelihatannya malas sekali bangun, tapi begitu makan, waw semangat sekali. "Semangat banget lu kak makannya" komenku. "Laper gue, asli laper banget" jawab Ka Romi dengan makanan penuh di mulutnya. "Kenapa ngga bangun dari tadi aja?" tanyaku. "Iya sebenernya gue jg sadar kalo gue laper biarpun gue tidur, tapi gue males banget kebawah buat ambil makanan" ucapnya. "Heem, tuh kan. Harusnya lu terima kasih sama gue udah bawain makanan keatas" ucapku bangga. "Haha iya bener juga, thanks deh" balasnya setelah meminum air putihnya.

WHEN I LOSE YOU [2]


Keesokan harinya papa selalu ingin mengantarku sekolah, tapi jelas aku menolaknya, "Anterin aja uang-uang papa yang segar itu". begitupun esoknya, esoknya, dan esoknya. Aku stress, aku bingung, aku malas pulang ke rumah, keadaannya memuakanku, tapi aku tak tahu harus kemana, ini masih hari sekolah. Lamunan membuat aku tidak konsen untuk apapun, dan sepertinya orang-orang disekitarku menyadari perbedaanku, terutama Ka Romi, kaka terbaikk. Orang yang selalu ada di sampingku disaat apapun, "Ruby, gue sedih kalo liat lu sedih, lu adik yang selalu ngehibur gue, tapi kenapa lu jadi gini?" tanya Ka Romi, suaranya langsung menenangkanku, tapi pertanyaan seperti itu malah membuatku menangis lagi. "Hidup gue ngga seberuntung kaka, kaka enak keluarganya harmonis, aku tuh kayak anak ngga diinginkan di rumah". "Gue ngerti Rub, sekarang lu mau kayak gimana? Tell me your wish" tanyanya lagi. Aku berpikir sejenak, mungkin ada baiknya juga mencurahkan semuanya pada Ka Romi, siapa tahu aku jadi lebih lega, "Aku mau keluarga aku kumpul ka, nonton tv bareng, makan malam bareng, seengganya sama dengan keluarga lain deh" ucapku, tapi benar itu yang kuinginkan. "Emm oke, sekarang gue tanya, lu mau engga wish lu jadi kenyataan? Ada satu peluang nih" tanya Ka Romi. Aku hanya mengekspresikan wajah bertanya. "Kamu harus kasih kesempatan ke papa kamu, mungkin sikap dia kemarin itu usaha memperbaiki keluarga kamu. Coba deh kamu terima ajakan papa kamu berangkat bareng, jalan bareng" saran Ka Romi. "Aku capek ka" keluhku pada Ka Romi, aku nyaman disamping dia. "Coba dulu sayang, biar kita tau hasilnya, ya?" pinta Ka Romi lembut sekali. "Tapi kaka bantu aku ya? Aku takut" ucapku akhirnya setelah beberapa saat. "Pasti dong, kan gue yang nyaranin" ucap Ka Romi tersenyum manis. "Oke deal"aku pun bertosan dengan Ka Romi. Secara tidak sadar banyak juga yang melihat kearah aku dan Ka Romi di taman tadi, hehe agak bangga juga ada disamping Ka Romi ternyata. Aku pun menyetujui usulan Ka Romi, ada benarnya juga kurasa. 

WHEN I LOSE YOU [1]


Ruby, kamu sudah siap belum nak? Papa mama sudah di meja makan. Ayo kamu turun, kita sarapan bersama" panggil mamah dari lantai dasar, kalau sudah begini mau ngga mau aku harus turun juga, ikut sarapan bersama mereka, huh. Tanpa menanggapi panggilan mamah terlebih dulu, aku langsung turun ke lantai bawah. "Eh Ruby, kamu udah disini aja. Mau roti apa nak? Mama ambilkan" tanya mamaku sambil mengambil sekerat roti. "Engga perlu deh mah, aku mau langsung berangkat, susu juga cukup" jawabku ketus, malas aku pagi pagi harus bersikap manis di depan mereka. Aku pun segera pergi dari meja makan dan menghampiri Pak Mamat, supir pribadiku yang justru lebih dekat dibandingkan orang tuaku sendiri, "Ayo beh kita jalan, yang ngebut yaa" ucapku semangat sambil menepuk bahunya. "Eh neng Ruby, ngagetin aja, jadi bingung kan si bapak teh" jawab Pak Mamat dengan logat kesunda-sundaannya. "Hahaha jangan bingung dong beh, ayo kemon kita berangkat" ucapku lagi tersenyum padanya. "Pak Mamat mau antar mama kamu ke butik sayang, kamu papa yang antar ya?" tiba-tiba papaku datang dan menawarkan hal tersebut, iiih sudi benar aku diantar dia. Ingin sekali kulontarkan kalimat itu, tapi aku masih menghargainya sebagai 'orang tuaku', "Engga perlu deh pah, aku minta jemput Ka Romi aja" ucapku akhirnya dan langsung pergi tanpa mendengar komentar papaku terlebih dahulu. Jarak rumah Ka Romi dan aku memang sangat dekat, dia adalah tetangga rumahku, selain kakak kelasku tentunya. Maka dari itu aku sangat dekat dengannya seperti kakakku sendiri. Aku juga sering berangkat dan pulang bareng Ka Romi. Dan perkenalkan namaku Ruby Prakoso, ya Prakoso, nama turun temurun dari papaku sebagai tanda ketururan pemilik perusahaan Prakoso Grup, apa pentingnya coba? Aku bersekolah di SMA Internasional yang ada di kawasan Jakarta Barat grade 11, begitu juga Ka Romi.

WHEN I LOSE YOU [PROLOG]

Cerita gue kali ini akan terbagi dalam 8 part, ditambah dengan prolog dan epilognya. So guys, baca cerita gue dan jangan lupa comment yaa. Thank you :)


Di tengah hingar-bingar keramaian kota, ada satu gadis cantik yang hidup sendirian, ia benar-benar merasa sangat kesepian. Hingga pada suatu malam gadis itu berjalan keluar mengitari setiap sudut kota, dan ketika ia menatap langit di atas sana, ia sangat takjub akan keindahan ciptaan Tuhan, ia melihat berjuta bintang bertaburan saling berlomba menyumbang cahaya bagi malam yang gelap. Namun dari sekian bintang yang ada, gadis itu hanya terpaku pada satu bintang. Ya, satu bintang yang paling terang, bahkan cahayanya mengalahkan seluruh jumlah cahaya bintang-bintang lain di atas sana. Gadis itu sangat terpesona oleh keindahan bintang itu, ia pun berharap bintang itu akan jatuh disampingnya untuk mengisi hari-harinya yang kelam.

WISH COMES TRUE [4]



CAST STEVENT

“Apa maksud semua ini? Jadi yang tadi itu? Aaaarrrrgggh Risya babooo” ucap Risya gemas akan dirinya sendiri. Aku tertawa sendiri melihat sikap Risya seperti itu, ia memarahi dirinya sendiri, hahaha. “Risya, kok diem aja sih? Kejutan dari kita garing ya? Yaah, kita nyiapinnya susah nih Ris” tanya Ayu dengan nada yang memelas. Risya memasang wajah bosannya, “Gue speechless Ayuuuuuu, gue ngga nyangka sama sekali bakalan kayak gini. Ide siapa sih? Sukses banget kayaknya?” tanya Risya marah-marah. “Ya Stevent lah Ris, lu gimana sih. Tapi sih Relliya yang paling repot, hahaha” jawab Ayu pasti sambil menunjuk kearahku dengan dagunya. Aku yang ditunjuk pun langsung tertawa tanpa suara. Risya menghampiriku sambil memajukan bibirnya, “Stevent maaaaah jahat banget lu yaaa” rengek Risya sambil memukul-mukul lenganku dengan gemas. Kuraih tangan Risya itu, “Hahaha ampun-ampun Ris, sorry deh sorry. Tapi keren kan? Buktinya bisa bikin lu nangis berapa kali tuh” ledekku seraya tersenyum nakal padanya. Risya menekuk wajahnya, “Keren banget Stev” jawabnya menyindirku, “Eh berarti Neysa Neysa itu bohong kan ya?” lanjut Risya spontan bertanya padaku. Aku terdiam lalu tertawa ringan, “Neysa yang pacar gue itu? Dia sekarang ngga ada, tapi bakalan ada sebentar lagi” jawabku disambut dengan ekspresi terkejut dari Risya. Untunglah Bu Risti segera datang untuk pamit kepada kami semua, “Eh ini kalian masih pada rame aja ya? Ibu pamit ya” ucap beliau ramah pada kami semua. “Risya, ibu minta maaf ya, ibu ngga beneran marah kok sama kamu. Ini ada hadiah dari ibu, mentahnya aja ya” lanjut Bu Risti kepada Risya. Risya hanya tertawa lebar dan mengucapkan terima kasih kepada Bu Risti. Semuanya lalu terdiam sambil melihat Bu Risti yang berjalan keluar. Putri pun memecahkan suasana hening itu, “Eh acara belom selesai, ayooo tarik Risya keluar sekolaah” serunya dan kami semua menarik Risya keluar.

WISH COMES TRUE [3]


CAST RELLIYA

Aku tiba di sekolah dengan perasaan bahagia. Entah mengapa setiap melihat kotak hadiah yang telah kupegang ini, aku selalu tersenyum. Ada perasaan bangga tersendiri untukku, jika aku berhasil memberikan sesuatu yang terbaik untuk sahabatku. Aku berjalan dengan cepat menuju ke kelasku, dan kurasakan sesorang menabrak tubuhku. Bruuuk, aku dan dia sama-sama terjatuh. Ternyata dia itu adalah Risya. “Aaaah Risyaaaa” keluhku merengek padanya. Segera kuambil kotak hadiah yang terlepas dari tanganku itu. “Relliyaa, maafin guee, gue ngga sengaja Rel, serius gue ngga sengaja. Lu ngga tambah marah kan sama gue?” ucap Risya panjang lebar dengan ekspresi bersalah. Aku tertawa ringan memandang Risya, “Yang marah sama lu itu siapa Ris? Gue ngga akan pernah bisa marah sama lu yaa. Justru gue yang mau minta maaf, kemaren gue rada jutekin gitu, abis gue bete banget ngerjain latihan soal buat OSN hari ini” jawabku dan kemudian berdiri. Risya ikut berdiri sepertiku, ekspresinya nampak terkejut, “Serius Rel?” tanyanya lagi. “Iyaaa Risyaa. Happy birthday yaa, cie 14 tahun” jawabku seraya memeluk sahabatku itu, kuserahkan hadiah yang sedari tadi kupegang kepadanya. Risya terdiam melihat aku dan hadiah yang kuberikan kepadanya itu, “Relliyaaaa makasih banget yaa, emang Cuma lu satu-satunya orang yang mau ngucapin ulang tahun ke gue, sedangkan yang lain malah pada sibuk ngurusin Stev jadian. Gue ngga tau deh gimana gue hari . . .” ucap Risya mencurahkan semua kesedihannya, namun ucapan itu segera kupotong, “Ris sorry bukan maksud gue ngga mau dengerin lu curhat. Tapi gue emang buru-buru banget, mobil jemputan buat nganter gue lomba udah dateng. Bye Risyaaa, fighting aja yaa” ucapku dan dengan cepat kutinggalkan Risya yang terlihat bingung mau berbuat apa lagi. Haaaah, sungguh tak tega aku melihat Risya diam seperti itu.

WISH COMES TRUE [2]


CAST RELLIYA

“Ih tapi Stev gue, eh halo haloo Stev?”, “Aaaah kok dimatiin sih ni anak ? Rese banget” gerutuku kesal karena sambungan telepon diputus tiba-tiba oleh Stevent. “Emang dasar males aja nih anak” lanjutku marah-marah sendiri. Kalau sudah begini, mau tak mau aku harus mengambil pesanan kue itu juga. Aduuuh bagaimana dong ini? Tempat bordir saja belum ketemuuu. Kurasakan hpku bergetar lagi, “Aaaah siapa lagi sih?” seruku malas. Oh ternyata itu bukan getar tanda telepon masuk, melainkan tanda sms masuk. Dan yang mengirimkan aku sms adalah Risya. Kubaca sms darinya dan aku pun justru tertawa terbahak-bahak. Hahaha, jadi Risya benar-benar takut aku marah dan sama sekali tidak menganggap ini adalah bagian untuk kejutannya? Persis seperti dugaanku. Kuputuskan untuk membalas sms Risya karena aku tidak mau membuatnya terlalu sedih sekarang, klimaksnya nanti pukul 8 malam oleh Stevent.

WISH COMES TRUE [1]

Hai guys, kali ini gue mau posting cerita nih. Cerita ini akan terbagi jadi 4 part, baca semuanya dan jangan lupa comment yaaa. Thanks youu :)

CAST RISYA

Kuarahkan pandanganku seluas mungkin pada lapangan di hadapanku, “Nah itu diaaa” seruku gembira dalam hati. “Relliya, Relliyaaa” sahutku memanggil sahabatku yang sedari tadi sedang kucari-cari. Relliya menoleh kearahku, “Apaan Ris?” tanyanya dengan wajah yang kesal. “Rel lu kenapa? Ayo pulaaaang” ucapku padanya. Relliya memainkan bola matanya, “Lu pulang duluan aja deh, gue masih ada urusan di sekolah” jawabnya singkat dan ia langsung pergi begitu saja tanpa mendengar jawabanku terlebih dahulu. Aku menunduk lemas, ada apa sih dengan Relliya? Biasanya dia selalu mengajakku ke setiap urusannya, mengapa sekarang tidak? “Mungkin ini privacy dia, huuuh” ucapku meyakinkan diriku sendiri. Aku pun berjalan gontay menuju gerbang sekolah. Sekarang yang kuingin hanya ingin cepat-cepat sampai di rumah.

Minggu, 01 Januari 2012

TEMUI AKU DI DEUTSCH

“Gue, gue. . . Ih, harus dijawab ya?” seru Maura menyuarakan ketidakberdayaannya. “Iya, harus Maura. Gue mau tau jawaban lo sekarang” jawab Mario dengan lembutnya. Maura mendecak lemas, memang pada akhirnya ia harus mengaku pada Mario, teman satu sekolahnya yang kini sedang menatapnya lekat-lekat. “Oke, gue juga sayang sama lo Mario”. Mario tersentak seketika. Ia masih tidak percaya dengan apa yang barusan ia dengar, “Maura, bisa lo ulang sekali lagi? Please gue mohon” tanyanya mencoba mencari kepastian. Maura tersenyum sebelumnya, “Gue juga sayang sama lo Mario” ucapnya dan disaat itulah Mario sadar bahwa dia telah melakukan kesalahan pada Maura. Mario bingung harus berbuat apa, mengapa ia baru mengetahuinya sekarang? Jika saja ia tahu bahwa Maura menyayanginya, ia tidak akan mungkin berpacaran dengan adik kelas yang sejujurnya lebih disayanginya sebagai seorang adik. Mario menarik nafasnya dalam-dalam, “Mauraaa, kenapa lo ngga pernah sedikir pun nunjukkin ke gue kalo lo sayang sama gue? Justru lo selalu menghindar setiap kali gue ngedeketin lo. Gue piker lo ngga peduli sama semua perhatian gue. Itu alasannya gue nembak Reina, Mauraa. Gue mau coba buat ngelupain lo, tapi nyatanya gue tetep ngga bisa” jelas Mario menyesali semua keadaan.

HAPPY NEW YEAR 2012


HAPPY NEW YEAR 2012!!!

Horeeee, ngga terasa 2012 telah datang dan 2011  telah berlalu. Ada perasaan sedih ada juga perasaan senang tentunya. Sedih karena kita akan meninggalkan kenangan di 2011, dan senang karena kita akan memulai hidup yang baru di tahun 2012. Selama tahun 2011 ini tentunya banyak banget yang udah kita jalanin dan udah kita capai, so that’s why di tahun 2012 ini hidup kita harus menjadi semakin baik lagi. Pasang target buat hidup kalian di tahun 2012, jangan sampai kalian mengalami kemunduran. Pasang strategi supaya target kalian bisa tercapai, jangan samapi salah jalan dan jangan pernah pake cara haram untuk mencapai target kita itu. Oke guys, wish we always get a best life in 2012 :)
Dan sekarang gue mau cerita tentang apa sih yang gue lakuin di malam tahun baru 2012,  so check it out!

AUTUMN IN PARIS

Guys, kali ini gue mau posting sesuatu yang masih berhubungan sama puisi. Tapi puisi ini gue tulis setelah gue selesai membaca satu buah Novel. Novel ini dikarang oleh Ilana Tan, seorang penulis yang sampai sekarang belum diketahui identitas aslinya. Buat kalian semua yang hobby baca novel, nama Ilana Tan pasti udah ngga asing lagi kan ? Ilana Tan adalah penulis 4 Novel berseri,
-         -Summer in Seoul
-         - Autumn in Paris
-          -Winter in Tokyo
-          -Spring in London

SURAT KECIL UNTUK TUHAN


Surat kecil untuk tuhan, novel yang ditulis kembali oleh seorang penulis dengan mengangkat kisah nyata dari Keke. Kisah Keke pun juga telah diangkat ke dalam sebuah film layar lebar. Baik novel maupun film telah menghasilkan jutaan tetes air mata pembaca dan penonton. Keke adalah penderita kanker jaringan lunak pertama di Indonesia, dan penyakit ini termasuk penyakit langka dan baru pernah ditangani di Indonesia. Keke adalah seorang anak cantik, berprestasi, berbakat, dan dicintai oleh teman-teman disekelilingnya. Ia sangat aktif dalam kegiatan sekolah, salah satunya Tim Voli kelasnya. Namun semuanya berubah setelah Keke divonis menderita penyakit mematikan itu. Keke mendapatkan penyakit ini saat usianya berkisar 13 menjelang 14 tahun. Berbagai cara telah dilakukan oleh seluruh keluarga baik itu berdoa maupun berusaha, terutama ayah Keke, seseorang yang paling menyayangi Keke, begitu juga Keke yang sangat menyayangi ayahnya. Awalnya melalui cara kemoterapi, kanker Keke dinyatakan sembuh total. Namun sayang semua tidak berlangsung lama, 6 bulan setelah kesembuhannya, kanker Keke mulai berkembang lagi.

ANYTHING FOR YOU (27/12/2011)


Bisakah kau curahkan semuanya padaku ?
Bisakah kau lampiaskan semuanya padaku ?
Bisakah kau berhenti meminta maaf padaku ?
Dan sadar bahwa ini bukan salahmu ?

Sungguh ini bukan salahmu
Janganlah kau terus menyalahkan  dirimu
Bersumpah bahwa aku mengerti keadaanmu
Apapun itu aku tetap mengerti

Selama ini
Kau hanya membawa keceriaan di sekelilingku
Dimanakah kau simpan seluruh kegundahanmu itu ?
Tahukah kau aku juga ingin meringankannya ?

Angkat kepalamu
Jangan anggap dirimu bersalah lagi
Pikirkan jalan terbaiknya
Dan bagilah itu denganku

Kuakan lakukan keputusanmu
Sekalipun itu akan melukaiku
Jujur yang kuingin hanya kau bahagia
Karena aku memang terlalu menyayangimu

By : Bunga Mentari

I'M SORRY (27/12/2011)


Kau terdiam
Aku yang menangis
Kau tersakiti
Aku yang hancur

Aku merasa akulah sebabnya
Kau rela mengambil resiko
Asalkan kita dapat bersama
Sungguh aku tak tahu inilah keadaannya

Maafkan pengertianku yang terlambat
Maafkan diriku yang mungkin membebanimu
Aku rela lakukan apapun
Bila itu adalah cara agar kau tersenyum kembali

By : Bunga Mentari