Minggu, 04 September 2011

Tahu's Strory

"Bungaaa, bangun ah lu! latihaaaan! kita ngga punya waktu banyak yaa!" seru Syon sambil menimpali tubuhku -yang terkapar di lantai kamar vina- dengan batal. Aku menatap Syon dengan malas. Jujur aku sangat lelah berkeliling dengan motor untuk mencari bank BNI disaat matahari terik seperti tadi bersama Syon, herannya dia masih saja semangat. Aku menoleh dengan malas, "males yon ah, capek gue" sahutku dan merilekskan tubuhku lagi di lantai. "Ih dia mah, yang lain udah pada siap latihan itu" Syon terlihat marah, ia berteriak lagi agar aku bangun.
Teriakan pertama aku abaikan, teriakan kedua aku abaikan, dan teriakan ketiga ? Sebernarnya aku ingin mengabaikan, tapi aku tidak tega padanya. Hihihi, lagi pula aku sudah cukup puas meledek dan melatih kesabarannya. "Iya iya gue bangun" Ucapku di teriakan ketiganya sambil bangun dari posisi wenakku. Hari ini, G.O.D -grup danceku yang beranggotakan 9 orang- berlatih di rumah Vina. Ya, apa yang dikatakan Syon memang benar, kami  harus berlatih secepatnya karena tanggal 11 September 2011, kami mengikuti lomba dalam acara Gathering Suju di magic cafe. Tapi itulah G.O.D, baru satu jam berlatih, -itu juga tidak menghasilkan apa-apa selain gerakan 10 detik diawal lagu- hampir semuanya sudah bermalas-malasan dan ngelantur kemana-mana -termasuk Syon yang tadi memaksaku latihan-. Alhasil, rencana awal latihan, seketika berubah menjadi rencana buka puasa bersama. "Iya Vin, boleh ngga kita bukber bareng disini? Gue lemes banget kalo harus jalan kaki dari sini kerumah gue" Tanya Mita dengan tampang memelas. Vina tidak perlu waktu lama untuk menjawabnya, dengan ringan dan pasti, ia berkata, "boleh boleh aja kali Mit, terserah gue mah. Tapi bantuin gue!". Aku dan yang lainnya sontak menoleh ke arah Vina, aku yang kebetulan bertanya duluan, "Maksudnya bantuin lu?". "Mm" jawab Vina santai sambil mengutak-atik laptopnya, "Bantuin gue pokoknya, misalanya, nyiram taneman, nyiapin makanan buat bukanya, nyapu ngepel, dan yang terpenting.." Vina berpikir sejenak dan menunjuk-nunjuk kepalanya dengan jari telunjuknya, "Yang terpenting bantuin nyuci piring bekas kalian makan nanti" lanjut Vina. Vina yang sedari tadi berkata lancar tanpa beban, justru berbanding terbalik dengan kami. Kami justru kaget dan terbengong-bengong mendengar ucapan Vina barusan, "itu bantuin apa kita yang ngerin tuh, Vin?" tanya Fika dengan nada curiga dan mata disipitkan. "Ya terserah gue aja ntar. Kalo gue males, ya kalian semua yang ngerjain. Tapi kalo gue lagi rajin, ya gue bantuin" Jawab Vina asal, "Dikit" sambungnya. Aku dan lainnya menarik nafas dalam-dalam, "ckckckck, Vinaaaa" batinku dalam hati sambil menggeleng-gelengkan kepalaku. Masing-masing dari kami segera menelfon atau mengsms orang tua kami untuk meminta izin buka puasa bersama di rumah Vina. "Ma, aku bukber di rumah Vina ntar.. Yah kok ngga boleh?.. Suruh Bang Anto aja deh yang jaga.. Ih mamah maah... Yaudah aku ke net, tapi jam 5 aku ke rumah Vina lagi" klik, Syon menarik hp yang tadi ditempelkan di telinganya, "kenapa yon?" tanyaku. "Gue harus jagain warnet, tapi nyokap gue ngizinin jam 5 gue ke rumah Vina. Ntar gue balik lagi deh" jawab Syon dengan raut kecewa. "Yaudah ngga papa yon, yang penting kan ikut bukber. Emang harus elu yg jaga ? tutup aja warnetnya" Seru Mita memberikan usul. "Yeee, asal aja lu usulnya mit. Kalo si Syon warnetnya tutup, omzet net Fitri bisa berkurang" Sahut Firda dan berlanjut dengan gelora tawanya yang meledek. "Iya Mit bener, Syon pulang demi menjaga omzet net Fitri" aku menambahkan dan ikut tertawa, begitulah kami, senang meledek sang leader yang kiawa itu. "Diem lu pada! udah gue balik" Syon marah-marah dan berjalan keluar. Namun baru langkah kesatu, dua, tiga, dan empat, Syon kembali menoleh kearah kami, "Ada yang mau nganterin guee?" Tanyanya dengan senyum yang sangat merekah. "Engga!" Jawan kami serentak tanpa perlu berpikir lagi. "Yaaah pada payah" Syon yang tadi terseyum langsung berubah cemberut. Ia pun pulang berjalan kaki akhirnya. "Hahaha, Syon Syon" ucap Ika diikuti tawa kami semua."Eh gue juga balik deh, gue ngga boleh sama nyokap nih. Katanya kalo pulang magrib, nyokap gue takut gue diculik" Ucap Ika sambil mengetik sms balasan untuk mamanya. "Duileh, siapa juga sih yang mau nyulik lu ? Kalo gue sih jelas banyak yang mau nyulik, secara gue orang kaya. Iya ngga, Bung?" Ucap Firda dan berlanjut bertanya padaku. "Yoi" sahutku singkat sambil nyengir kuda. "Ih pusing gue kalo dilema orang kaya udah mulai" Vina berkata sambil memijat kepalanya. "Hahaha, dan sialnya, lu ada di tengah mereka berdua Vin. Diantara Bunga dan Firda, hahaha" sahut Fika dan lagi-lagi tertawa lebar. Ya, Semua member G.O.D mengetahui tentang dilema orang kaya antara aku dan Firda. "Yaudah ya, gue balik, daaaaah" seru Ika dan berjalan keluar. Kini yang tersisa di rumah Vina tinggal aku, Vina, Firda, Fika, dan Mita.

Pukul 5 . . .

Jam  telah menunjukkan pukul 5, waktu yang tepat untuk menyiapkan segala sesuatu untuk berbuka. Dan disinilah waktu kebahagiaan bagi Vina dimulai, "Eh, bantuin gue lu lu pada! Cepet ah bangun!" seru Vina dan menarik paksa tangan kami agar segera bangkit. Kami pun bangun dengan malas, malas untuk mengalihkan pandangan kami dari televisi, "Tapi lu bantuin yah vin? Bagi tugas dulu deh mendingan" Jawab Mita sambil menatap Vina. Vina terlihat berpikir sejenak, menaikan alisnyanya yg kanan lalu yg kiri secara bergantian. Sebenarnya aku sedikit ragu ia berpikir benar, aku rasa ia hanya ingin membuat kami geram. "Okeee, gue ngga jahat gitu kali, lagi puasa kan, hahaha" Jawab Vina akhirnya seraya tertawa terbahak-bahak. Aku dan yg lainnya sangat lega mendengar jawaban Vina. Tugas pun dibagi, Vina bertugas menyapu dan mengepel rumah, Firda bertugas mencuci piring setelah buka puasa, lalu Mita bertugas memasak mie instan untuk buka puasa -sebenarnya alasan Mita diberi tugas ini karena ia tidak bisa menyapu dan mengepel ="-, dan tinggal aku dan Fikaaaa, ternyata tugas kami menyirami tanaman dan membereskan barang-barang yang berserakan, gampang lah! Go banpis, go banpis, go go go!

30 menit kemudian . . . .

"aaaaah cape banget vinaaa, ini namanya penyiksaan" seruku sambil menghempaskan tubuhku di sofa. "iyaa vina capek banget" timpal Fika. "ah gue juga capek banget nih" sahut Mita dengan nada tak bersalah. Semua serentak menoleh kearah Mita, dengan tatapan geram kami berkata, "lu belom kerja mitaaaaaa". "...hehehe" Mita tertawa, pipinya terlihat naik dan turun. "Yaudah yaudaaah" Ucap Vina, "makasih ya udah bantuin guee, hadiahnya gue beliin es kelapa tuuuh" lanjutnya. Kami semua tersenyum senang, "hehehe"

15 menit kemudian . . . .

Allahuakbar allahuakbar . . .
"Waaaaa alhamdulillah bedug jugaa" teriakku seketika saat mendengar adzan berkumandang. "Ayo ayo kita baca doa dulu" ucap Mita, "allahuma lakasumtu . . ." lanjut Mita memimpin doa. Dengan lahap-tanpa dikomando- kami menyantap menu buka puasa kami. Ada mie instan, es kelapa, sirup rasa jeruk, dan juga tahu isi. "Ahahaha untung Syon ngga ada, takut abis sama Syon, wkwkw" Ucap Firda sambil tertawa puas meledek Syon. "Ahahaha iya, dia ngga dateng ya, pasti jagain omzet warnet" Timpalku asal. "Kenapa ya setiap kita ada acara makan-makan, pasti yang ikut cuma berlima, gue, Fika, Firda, Mita, sama elu Bunga" ucap Vina tiba-tiba. "iya ya bener juga" Jawab Firda membenarkan.

Selesai juga acara buka puasa kami, maksudnya acara makan-makannya. Kami semua mulai terlihat santai, segera bersiap-siap untuk Solat Magrib, kecuali Firda uni yang mulai menekuk wajahnya. Yaaaa, sekarang waktunya uni mengerjakan tugasnya, CUCI PIRING!!! Satu per satu keluhan darinya mulai keluar, "Aduh G.O.D makan pada ngga kira-kira kali, hampir semua piring kotor, huuuuh. . . . Ih ih, ini makannya ngga diabisi, pasti si Bunga nih. . . . Vinaaaa, ambilin kantong plastik dong, jangan sampe gue buang sampah di tempat cucian piring lu nih". Aku menoleh kearah Firda yang sangat kerepotan bekerja seorang diri, memangnya ada sampah apa sih sampe uni repot banget ngebuangnya? aku bertanya dalam hati. "Emang ada sampah apaan si ni?" tanyaku menyuarakan kebingunganku tadi. "Ini nih sampah tahu isi, siapa sih yang ngebuah isinya?" Jawab Firda yang dilanjutkan dengan bertanya. "Guee Firdaaa" Jawab Fika sambil cengengesan, "hehehe. . .". "Loh, emang tahu ada isinya? gimana cara ngisinya?" Tanyaku tiba-tiba, jujur aku benar-benar bingung. Semua menatapku melongo, ada apa sih?

Disinilah inti cerita dimulai, hahaha . . . .

"Gimana cara ngisinyaaa?" tanyaku lagi semakin penasaran. "hufft" Fika menghela nafasnya, "Bungaaa, gini, gini. Gampang aja sih sebenernya, lu buka tahunya, terus lu isi deh" lanjut Fika. "Emm. bisa juga dipotong dua, terus diisi" Vina beropini. "Terus kok isinya ngga keluar-keluar? kan tadi katanya tahunya di potong apa di buka gituu" tanyaku lagi. "Di kasih tepung, Bungaaaa" Sahut Fika cepat. "Dicelupin ke telur juga bisa, tergantung selera lu" Tambah Vina. Aku berpikir sejenak, sepertinya aku mengerti, "disini ada 3 komponen yang saling berhubungan berarti : tahu, isinya. dan tepung. Iya kan?" Aku menyimpulkan dengan senyum terkembang, "tahu diisi sama bahan isinya, terus dilapisin tepung biar tahu sama isinya nyatu. Bener kan?" Lanjutku. "Eh eh, kok jadi kayak gue, ****, dan **** ?" aku berkata tanpa sadar. Aku melihat perubahan di raut wajah ketiga temanku-Vina,Fika,Firda-itu, raut wajah 'ngakak'. "Wahahahahaha pinter lu, Bung" Seru Vina. "Ahahahaha tapi lebih tepatnya sakit tau bung" Timpal Firda. "Hahaha sumpah tapi itu pas bangeeet. Disaat si X jadi tahunya, si Y justru jadi isinya yang ada di dalem di X. Eh elunya jadi tepung Bung, yang ada diluar mereka berdua, cuma bisa ngeliatin dan malah nyatuin mereka berduaa. Bayangin kalo ngga ada elu yang notabene si tepung, mereka berdua ngga bakal nyatu Bung" Seru Fika semangat mengutarakan pendapatnya. "Gue cabe rawitnya yaa. Yang bikin hot sana sini, hahahahha" Sahut Firda dan teratawa ternahal-bahak. Aku terdiam melihat semuanya, memang benar sih pernyataan si Fika itu, sakit rasanya menjadi tepung, huuuuh. . .

"Jadi kesimpulannya?" tanyaku memecah tawa mereka semua. "Intinya Bung?" Vina bertanya kembali padaku-diikuti senyum meledek-. "Yaa apa ya? Mungkin. . ." Vina menjeda perkataannya, "Nyesek adalah disaat lu cuma jadi tepung diantara mereka yang jadi tahu dan isinya" Lanjut Vina. Semua tertawa-tentunya meledek kearahku- dan aku ikut tertawa, Oh G.O.D, It's really really about the Tahu's story, Nyesek adalah disaat lu cuma jadi tepung diantara mereka yang jadi tahu dan isinya. . . .


By : Bunga Mentari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar