Jumat, 20 Januari 2012

WHEN I LOSE YOU [5]


Aku, mama, dan papa baru saja selesai makan malam bersama di rumah. Sekarang sudah pukul setengah 9, aku naik ke kamarku. Sempat aku memutuskan untuk nonton dvd, tapi saat film sudah berjalan 35 menit aku matikan, membosankan sekali nampaknya. Aku jadi kangen Mei, akhinya ku sms dia, "Mei Mei, smsan yuk". Bukan Mei kalo tidak cepat membalas sms, "Ayo ayo. Kenapa rub? Tumben lu mau smsan, biasanya selalu gue yang ngajak duluan". "Engga Mei, gue lagi confuse abis nih, I need you" kubalas sms Mei. "Confuse kenapa Rub? Cerita aja ke gue, siapa tau gue bisa bantu ;-)" balas Mei untukku. "About Ka Romi tapi Mei?" balasku lagi. "Ka Romi? What's happen with him? kalo tentang Ka Romi, kita chat fb aja yuk Rub? ada yang mau gue tunjukkin" balas Mei. "Oh oke Mei" kuketik sms dan kukirim. Aku segera duduk di meja belajarku, kunyalakan laptopku dan segera aku memasukin dunia maya, -http://facebook.com/- ku close semua notif dan friend request, aku fokus menunggu chat dari Mei, ping!
Mei : Rub | Mei : lanjutin curhatan lu
 Aku : Iya Mei, lu taukan tentang status pacaran gue sama Ka Romi?
Mei : Iya tau tau, kan lu udah cerita | Mei : Ada masalah tentang status itu?
Aku : Gue juga bingung ada masalah atau engga Mei, kayaknya di guenya yang bermasalah | Aku : Gue ngerasa ada yg berubah sama gue, dan gue rasa Ka Romi juga berubah
Mei : Berubah apanya Rub?
Aku : Perasaannya Mei
Mei : Oh, yaa I see | Mei : Mungkin gue bisa kasih tau tentang perasaan Ka Romi ke elu, tapi tentang perasaan lu cuma lu yang tau Rub | Mei : coba lu klik profil Ka Romi, cari foto profil picture dia sekarng.

Aku segera mencari foto yang dimaksud Mei, ada apa sih? Oh . . . Aku pun terdiam sesaat. Ternyata  profil picture Ka Romi adalah fotoku dan dirinya saat aku tampil di Ji Expo. Setahuku, Ka Romi selalu menggunakan profil picture dia dengan pacarnya, dan jika sudah putus, dia baru akan menggantinya setelah mempunyai pacar baru lagi. Dan ya, waktu terlama Ka Romi jomblo adalah 3 minggu, 3 minggu! Tadinya aku berpikir, mungkin ia memasang fotoku dengannya hanya untuk meyakinkan teman-temannya bahwa aku memang benar pacarnya, tetapi setelah aku melihat caption di bawah foto itu,

-Rub, I'm sure about this photo-

Aku tak tau harus menyimpulkan apa tentang ini semua. Pertama, ucapan Ka Romi di mobil, "Coba beneran ya Rub", kedua, perhatiannya yang bertambah akhir-akhir ini, ketiga, tatapan matanya yang aku yakin mempunyai arti saat makan siang tadi, keempat, keraguannya saat aku hendak turun dari mobilnya, dan kelima, profil picture dan captionnya. Tapi yang pasti Ka Romi tak mungkin suka padaku, tidak mungkin, memangnya kemana cewek-cewek lain sampai harus aku? "Lu itu cantik Rub, smart, multi talent, dan lu juga deket banget sama Ka Romi, 10 tahun Rub. Engga ada yang ngga mungkin Rub, believe it!" Aku teringat perkataan Mei di chat tadi. Oke oke, lupakan perasaan Ka Romi yang belum kuketahui, bagaimana dengan perasaanku pada Ka Romi?, "Sekarang coba gue tanya, lu suka ngga sama Ka Romi?" tanya Mei di chat tadi. Emm, rasanya berat untuk menjawab tidak, seperti bertentangan dengan hatiku sendiri. Tapi kalau menjawab iya, aku tak yakin juga. Gawd, intinya aku hanya terdiam deh. Mei pun menyimpulkan semuanya pada chat terakhir sebelum dia offline, "Lu sama Ka Romi saling suka, tapi masih ngga berani ngungkapin satu sama lain, masih ngga ngerasa. Just wait and see Rub".

Aku pusing memikirkan itu semua, mungkin suatu saat akan ada jawabannya. Aku pun pergi ke dapur untuk membuat semangkuk sereal, mencoba melupakan dan menenangkan pikiran galauku. Huh! Aku benci sekali galau! Ku santap sereal itu perlahan-lahan hingga habis, kutenggak sisa susunya. Aku langsung mencuci mangkuk dan sendoknya, meletakkan kembali pada posisinya yang semula. Kemudian aku duduk lagi di meja makan, bingung mau berbuat apa. Kuletakkan kepalaku di atas meja, berdiam diri saja. "Ruby" aku sontak menoleh mendengar namaku di sebut, oh ternyata papa, "Ngapain kamu disitu nak? Ini sudah jam 1 pagi loh, kamu ngga tidur?" lanjutnya. Aku tersenyum untuk menghilangkan pikiran khawatir papa, "Engga kok pah, tadi aku laper maka nya aku bikin sereal, papa sendiri ngapain?” tanyaku pada papa. Papa sempat terdiam, baru kemudian menjawab, "Oh papa mau ambil minum Rub" papa pun duduk di meja makan sekarang seperti aku. Kuambil kan minum seperti keinginannya. "Terima kasih nak" ucap papa dan meminum air putihnya. "Iya pah" jawabku. "Emm, Ruby, papa mau minta maaf ya tentang sikap papa kemarin, papa terlalu memikirkan pekerjaan sampai sampai lupa ada kamu yang menunggu papa" ucap papa dengan rasa bersalah, aku tak tega mendengarnya, biarpun dulu aku sangat kesal akan sikapnya, toh papa kini sudah berubah, ku hibur dirinya, "ngga papa papah, aku yakin kemarin papah begitu ada alasannya, aku bisa ngerti kok. Yang penting sekarang kita udah bisa sama-sama lagi, aku seneng banget pah. Papah jangan pernah tinggalin aku lagi yaa". Papaku tersenyum mendengar itu semua, lama sekali hingga akhirnya papa menjawab, "Iya Ruby, papa janji". Kini aku yang terseyum mendengarnya, berarti aku akan terus bersama-sama papa. Kupikir keluargaku telah kembali seperti dulu, 5 tahun yg lalu. "Rub, kamu mau bareng sama papa ngga ke atas?" tanya papa padaku. "Emm, papah duluan aja deh, aku mau disini dulu, hehe" jawabku sambil tertawa ringan. "Oke kalo gitu, papa duluan ya" ucap papa. Papa pun berjalan menaiki tangga, saat hampir sampai di atas ia berkata lagi, "Dan oh ya Rub", aku menoleh kearahnya, "Kenapa pah?". "Papa rasa Romi yang terbaik buat kamu, jangan ragu Rub buat suka sama Romi" ucap papa dan langsung menghilang. Aku hanya tertawa ringan memikirkan usulan papaku itu, "Haha Ka Romi, Ka Romi" ucapku pada diri sendiri.

-And yeah, you're right @meirisya , just wait and see- less than a minute ago via web. 

Pagi ini aku diantar Pak Mamat, papa dan mama sudah berangkat sejak pagi tadi, aku tau karena papa mengirimkan sebuah sms untukku. Hari ini aku akan bertemu Mei dari jam pertama sampai jam keempat, selebihnya kami tidak bertemu karena perbedaan mata pelajaran yang kami ambil pada semester ini. "Hai Rub, how are you?" sapa Mei saat aku sampai di kelas. "Emm, just okay. And by the way, thanks for your info yesterday, I agree with you" jawabku padanya. "And so?" tanya Mei. "Gue yakin, nanti bakal ada jawabannya tentang gimana perasaan gue dan Ka Romi, jalanin ajalah" ucapku dan tersenyum. Jam pelajaran pun dimulai, tak ada waktu untukku dan Mei tertawa dan bercerita, you know why? Karena sekarang kami sedang fokus menatap kertas di atas meja kami, ulangan fisika! Gawd!

Bel pulang sekolah yang pasti semua siswa-siswi harapkan sejak tadi, akhirnya berbunyi. Aku sudah ada janji dengan G.O.D untuk mencari baju dan sepatu untuk perform bulan depan. Kami memilih plaza indonesia sebagai tempat berburu kami hari ini. Karena dari semua anak G.O.D hanya Mei lah yg memiliki mobil besar, kami memilih menumpang pada mobil Mei. Sepanjang perjalanan, kami membahas tentang persiapan bulan depan, mulai dari dance seperti apa, formasi, sampai dokumentasi. Clara sang leader mengusulkan Ka Romi untuk mendokumetasikan semuanya. "Lah kenapa harus Ka Romi Ra?" aku bertanya. "Yah karena dia pasti ngga nolak, kan ada elu juga yang tampil" jawab Cara. "Ngga tau deh, entar gue coba tanyain deh Ra" ucapku pada Clara. Aku jadi teringat Ka Romi, kemana ya dia? Di sekolah saja aku tidak melihatnya. "Oh iya rub, by the way tentang Ka Romi, kok lu ngga minta anterin dia hari ini?" tanya Clara. Aku tersadar, dan menjawab secara asal, "Kan ngga lucu Ra, yang lain pada di mobil Mei, sedangkan gue di mobil Ka Romi". "Oh iya bener lu Rub" Clara menyetujui jawabanku. Untunglah ia tak bertanya panjang lebar lagi.

Kami memilih jeans hitam pendek dengan atasan baju lengan panjang hitam press body. Untuk sepatunya kami berniat ingin membeli sepatu tanpa hak berwarna putih dengan alasan, panggung acara akan dilapisi red carpet. Tapi sayang sepatunya belum kami temukan sampai sekarang. Kami sampai lelah mengitari Plaza Indonesia, kami pun beristirahat terlebih dahulu dengan mengisi perut kami -hobby G.O.D- di salah satu restoran Jepang di lantai 2. G.O.D tak pernah membatasi diri untuk makan, seperti sekarang ini, hampir semuanya termasuk aku, memesan lebih dari satu makanan berat. Apalagi clara, dialah leader yang hobi makan. Namun kami semua wajib berolahraga untuk mengimbanginya, itulah tips mengapa badan kami tidak gemuk. Dalam hal apapun pasti dihiasi banyak candaan, satu lagi ciri tentang G.O.D. Ini biasanya dimulai dari Clara atau Rani, baru deh nyambung ke yang lain-lain. "Claraaa, udah woy makannya, makin lebar bingung lu" sahut Rani yang sudah selesai makan dibanding Clara. "Yeee gue yang byar ini, apa-apaan lu! Lu aja kali sirik ngeliat gue makan lagi, lu mau nambah ngga punya duit yaa?" ledek Clara pada Rani. "Heloooo? Ipad dirumah gue aja jadi talenan, gimana bisa gue engga punya duit? Ngga ada sejarahnya ya. Belom lagi duit gue belom diguntingin di bawah bantal, huu" balas Rani tak kalah pada Clara, biasa lah dengan jurus andalannya, dilema orang kaya. Mau tau contoh omongan Rani yang lain?

"Ya ampun Fia, lagi galau ya BB lu rusak? Tuh BB gue numpuk di kamar mandi, sikat kamar mandi gue aja BB. Tapi kayaknya BB jelek deh buat sikat kamar mandi, masa digosok sekali langsung copotan gitu keypadnya?", ada lagi, "Iya Ras gue naik taksi, soalnya bensin mobil gue abis. Gue males ngisi ke pom bensin, jadi gue beli baru aja. Karena yang baru belum dateng, gue naik taksi deh". G.O.D tau benar jurus rani yg satu ini, dia ngga bermaksud pamer kok, cuma buat kidding aja. G.O.D biasa menanggapinya dengan "oh okee", itulah yang dilakukan Clara barusan. Tak henti-hentinya kami tertawa akibat ulah Clara dan Rani barusan, pasangan komedi yang serasi memang. Termasuk aku, yang terus saja tertawa terpingkal-pingkal.
Namun tak sengaja aku melihat dua orang yang baru memasuki restoran, aku berhenti tertawa, pikiranku tertuju pada dua orang itu, "Itu kan?" ucapku pelan. Teman-temanku sepertinya mendengar ucapanku dan bingung karena aku berhenti tertawa secara mendadak, Mei pun bertanya, "Kenapa Rub?". Aku mengabaikan pertanyaan Mei, aku harus memastikan bahwa pandanganku tidak salah. kututup mataku dan kubuka lagi. Yang kulihat sama, itu Ka Romi dan seorang cewek yang tak kukenal siapa. Mereka duduk lima bangku setelah kami, tapi mengapa Ka Romi tak melihatku? Sefokus itu kah dia dengan cewek itu sampai tak melihat sekelilingnya? "Rub, itu kan Ka Romi, sama siapa dia?" tanya Clara dan hampir semua G.O.D. "Rub, itu Ka Romi kan?" kini Mei yang bertanya. Aku hanya mengangkat bahuku, karena aku sibuk mengamati mereka, "Mereka deket banget yaa, Ka Romi juga seneng banget kayaknya di samping cewek itu" ucapku tak sadar dengan mata tetap tertuju pada mereka berdua. "Ruby, maksud lu apa? Lu harus marah dong sama Ka Romi! Dia cowok lu yaa. Dia ngga boleh dong selingkuh gitu" seru Clara kesal, dia memang leader yg membela semua membernya. "Gue ngga berhak marahin Ka Romi Ra, gue bukan siapa-siapa" aku menjawab apa adanya, saat ini otakku tak bekerja secara benar, ku menjadi tidak fokus. "Maksud lu apa bukan siapa siapa Ruby? Hey lu ceweknya! Sadaar!" ucap Clara dengan nada emosi. Aku hanya menggeleng pada Clara, kutatap matanya dalam agar ia tak melakukan apapun. Dan ya, Clara mengerti semua isyaratku. Aku memang tak berhak marah, tapi kenyataannya aku memang sangat marah. Hey, Ka Romi memegang tangan cewek itu, menatapnya sambil terseyum. Bahkan ia mengelap sisa jus di pinggir bibir cewek itu dengan tisu. Tuhaaan, aku benar-benar tak sanggup melihat ini semuaaa, hatiku sakit sekali. Tak sadar aku meteskan air mata. Kurasakan teman-temanku panik, tapi mereka takut salah untuk bertindak. Terutama Mei sahabat yang paling mengerti perasaanku, ia pun berbisik di telingaku, "Don't crying Rub, lu harus bisa terima semuanya. Ka Romi pasti bakal jelasin kenapa dia begini. Dan lu ngga berhak marah, karena..." Mei tersendat untuk melanjutkannya, "Karena, karena lu cuma adiknya dia". Saat itu juga aku menoleh ke arah Mei, mengapa ia malah menjatuhkanku seperti itu? Bukannya menghibur atau membesarkan hatiku. "Enga bisa Mei!" ucapku marah. Aku berdiri dan segera pergi dari tempat itu, beberapa temanku sempat mencegahku untuk pergi, tapi aku mengabaikannya, aku tetap pergi. Namun, sempat kumelihat bahwa Ka Romi sadar aku ada di tempat itu. Ia juga melihat aku pergi, dan ia sama sekali tak mencegahku! Pasti karena cewek sialan itu! "Kenapa Ka Romi tega banget sama aku? Kenapa kak?" ucapku dalam hati, dan ya, baru kali ini aku merasakan kekecewaan yang hebat, sangat menyakitkan. Di saat seperti ini, aku tak tahu harus mengadu pada siapa. pada Ka Romi? Itu hal yang mustahil. Pada Mei? Dia tidak seperti mendukungku. Tapi aku punya papa dan mama? Tiba-tiba kedua nama itu teringat di pikiranku. Segera kuhubungi papa, dan hasilnya mailbox. Kucoba hubungi mama, dan hasilnya sama. Gawd, kenapa justru saat aku butuh, mereka tidak ada yang datang menghibur aku?!!! Tahukah mereka seberapa aku butuh mereka? Pelampiasanku jatuh pada barang-barangku, kurobek semuanya sampai tak tersisa, kubuang bantal guling dan boneka di tempat tidurku, aku menangis sekeras-kerasnya, mungkin dengan begini hatiku bisa sedikit lebih lega. Hasil yang kudapat justru lelah, lelah pkiran, lelah jiwa. Kupejamkan mataku, berharap semua masalah ini akan berakhir.

-Now, i lose my happinnes, i lose everthing about you, and i fall in a bad life- one minute ago via twitter for blackberry. 

To be continue at part 6 . . .

By : Bunga Mentari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar