“Eca bisa diem nggak sih?”
Bentak Dinda kepada adik laki-lakinya yang terus mengoceh. Dinda langsung masuk kamar dan membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Adik perempuannya, Salwa datang sambil marah-marah kepadanya.
“Ka, kak Dinda apa-apaan sih? Bentak-bantak Eca kayak gitu! Dia nangis tuh!”
Dinda cuma diam saja. Lalu Salwa meninggalkan kamarnya dengan muka yang masih kelihatan kesal.
“ Ya Tuhan, kenapa tadi aku bentak Eca? Dia nggak salah apa-apa…”
Hanya kata-kata itu yang selalu menghantui Dinda sepanjang malam. Dinda adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Dua sebenarnya. Eca alias Rezha itu adik angkatnya. Adik perempuannya bernama Salwa. Dinda dikenal sebagai orang yang paling sayang sama Eca. Wajar saja orang sekeluarga menjadi heran ketika ia tiba-tiba marah-marah tidak jelas seperti tadi.